Negaratoto - Pluto, yang kini dianggap sebagai planet kerdil, menjadi topik yang menarik bagi banyak ilmuwan karena eksentrik dan misterius. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orbit Pluto relatif stabil dalam rentang waktu yang lebih lama, tetapi tunduk pada kekacauan dan perubahan dalam rentang waktu yang lebih pendek.
Dibutuhkan 248 tahun Bumi bagi Pluto untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Matahari. Lintasan orbitnya tidak terletak pada bidang yang sama dengan kedelapan planet tetangganya, melainkan condong pada sudut 17°. Orbit Pluto yang tidak biasa juga lebih berbentuk oval atau elips daripada planet-planet lain.
Studi ini dilakukan oleh Dr Renu Malhotra, Profesor Riset Sains Louise Foucar Marshall di Lunar and Planetary Laboratory (LPL) University of Arizona, dan Takashi Ito, seorang profesor di Chiba Institute of Technology's Planetary Exploration Research Center (PERC) dan National Astronomical Observatory of Japan's (NAOJ) Center for Computational Astrophysics.
Para ilmuwan menunjukkan bahwa arsitektur orbit planet-planet raksasa terletak dalam ceruk sempit di mana orbit mirip Pluto praktis stabil pada skala waktu giga tahun, sedangkan orbit di dekatnya sangat kacau.
Banyak simulasi orbit masa lalu dan masa depan Pluto telah menemukan karakteristik mengejutkan yang mencegah Pluto bertabrakan dengan Neptunus.
"Ini adalah kondisi resonansi orbit yang dikenal sebagai 'resonansi gerak rata-rata'," kata Dr. Malhotra dikutip dari Universe Today, Sabtu (4/6/2022).
Kondisi ini memastikan bahwa ketika Pluto berada pada jarak heliosentris yang sama dengan Neptunus, garis bujurnya hampir 90 derajat dari Neptunus.
Belakangan, sifat aneh lain dari orbit Pluto ditemukan: Pluto mencapai perihelion di lokasi yang jauh di atas bidang orbit Neptunus. Ini adalah jenis resonansi orbital yang berbeda yang dikenal sebagai "Osilasi vZLK". Singkatan ini mengacu pada von Zeipel, Lidov, dan Kozai, yang mempelajari fenomena ini sebagai bagian dari "masalah tiga benda."
Para ilmuwan menggunakan simulasi numerik orbit Pluto hingga lima miliar tahun ke depan Tata Surya untuk penelitian mereka. Khususnya, mereka berharap bisa menjawab pertanyaan yang belum terselesaikan tentang orbit aneh Pluto dan objek seukuran Pluto lainnya.
Studi sebelumnya yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan teori-teori baru, sangat terbatas keberhasilannya. Dalam hipotesis ini, Pluto ditarik ke dalam resonansi gerak rata-ratanya saat ini oleh Neptunus, yang bermigrasi selama sejarah awal Tata Surya.
Teori ini memprediksi bahwa Objek Trans-Neptunus (TNO) lainnya akan memiliki kondisi resonansi yang sama seperti Plutino, yang telah dikonfirmasi dengan menemukan sejumlah besar Plutino. Sebagai hasil dari gagasan ini, ide migrasi planet sekarang lebih diterima secara luas.
Jauh di luar itu, studi ini memiliki implikasi yang signifikan untuk studi masa depan Tata Surya luar dan dinamika orbitnya. Studi lebih lanjut dapat membantu para astronom mempelajari lebih lanjut tentang sejarah migrasi planet-planet raksasa dan bagaimana mereka akhirnya menetap di orbitnya saat ini.
Penelitian ini juga dapat mengarah pada penemuan mekanisme dinamis baru yang akan menjelaskan asal usul orbit Pluto dan benda-benda lain dengan kemiringan orbit tinggi.
No comments:
Post a Comment