Negaratoto - Bantuan sistem rudal jarak jauh HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) diklaim Ukraina membuat Rusia kewalahan. Tak hanya menembak sasaran strategis, beberapa petinggi militer Rusia juga diklaim jadi korban.
Sistem senjata yang dikirim AS adalah MLRS tipe M142 HIMARS. Ada varian yang mampu menembak sampai ratusan kilometer, tapi versi yang dikirim ke Ukraina 'hanya' bisa menembak sejauh 80 kilometer agar tak mencapai teritori Rusia.
HIMARS ini mudah dipindahkan dan dapat dioperasikan hanya oleh 8 tentara. Kelebihan besar lainnya, sistem pemandu GPS membuatnya diklaim sangat akurat dalam menembak sasaran.
Seperti dikutip dari CNN, HIMARS sudah digunakan dalam berbagai serangan masif ke area Rusia, antara lain ke sebuah gudang amunisi di Kherson. Dari foto satelit, tampak serangan itu akurat dan hanya meninggalkan jejak kawah cukup kecil.
Ada pula letusan besar di area Luhanks dan Donetsk. Secara keseluruhan, ada sekitar selusin target yang ditembak HIMARS pada bulan Juli, kebanyakan jaraknya sekitar 40 kilometer dari garis depan pertahanan Rusia.
Militer Ukraina juga menembakkan HIMARS pada malam hari, sehingga mempersulit Rusia dalam melacaknya. "Apa yang kita saksikan adalah kemampuan Ukraina menggunakan sistem HIMARS untuk secara signifikan mengganggu kemampuan Rusia melangkah maju," kata seorang pejabat di Departemen Pertahanan AS.
"Jika Rusia berpikir bahwa mereka bisa mengalahkan Ukraina, maka mereka perlu memikirkannya kembali," kata dia menambahkan.
Reporter militer Rusia, Yuri Kotenok, melaporkan bahwa rudal jarak jauh HIMARS memang memberi ancaman serius bagi Rusia. Wilayah yang sudah diduduki Rusia seperti Kherson dan Zapiruzhzhia bisa diserang oleh rudal jarak jauh itu.
Kotenol yang punya 300 ribu follower di Instagram, menilai sistem pertahanan udara Rusia perlu diperbaiki untuk menangkis HIMARS. "Keterbatasan kita melakukan serangan balasan kepada musuh tidak terbayangkan oleh saya," tulisnya.
Wartawan Rusia lain, Roman Sapenkov, menyaksikan sendiri serangan HIMARS di basis Rusia di Kherson. Dia terkejut dengan akurasinya. "Biasanya rudal semacam ini mendarat di area luas dan di jarak maksimum, mereka menyebar," tulisnya. Tidak dengan HIMARS, serangannya presisi.
"Sepuluh HIMAR Ssaja sudah membuat perbedaan, tapi kami perlu 100, yaitu 10 batalion dengan 10 HIMARS masing-masing untuk disebar di garis depan. Atau setidaknya 50 unit," klaim Gubernur Luhanks, Serhy Haidai.
"Jadi tidak ada artinya apa yang akan dikerahkan Rusia, mereka sudah masuk mode panik melawan senjata jarak jauh presisi tinggi itu, yang membombardir posisi mereka."
No comments:
Post a Comment