Saturday, March 12, 2022

Gonta-ganti Jawaban Rusia soal Gempuran RS di Ukraina

Negaratoto - Rusia memberikan pernyataan yang berubah-ubah soal serangannya ke rumah sakit di Mariupol, Ukraina. Simak gonta-ganti jawaban negaranya Vladimir Putin ini.

Dilansir dari AFP, serangan rudal Rusia menghancurkan rumah sakit ibu dan anak di Mariupol, kawasan Ukraina bagian selatan, Rabu (9/3) waktu setempat. Serangan Rusia itu menewaskan rakyat sipil.

"Tiga orang tewas, termasuk seorang anak perempuan, dalam serangan kemarin di sebuah rumah sakit ibu dan anak di Mariupol, Ukraina yang terkepung, menurut angka terbaru pagi ini," kata dewan kota Mariupol di saluran Telegramnya, diberitakan AFP pada Kamis (10/3) kemarin.

17 Korban lainnya terluka, termasuk dokter-dokter. Jumlah korban ini menambah angka warga kota yang harus menanggung derita. Sebelumnya sudah ada 1.200 warga kota yang tewas dalam sembilan hari pengepungan oleh Rusia.

Kecaman ke Rusia datang tak hanya dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Direktur Save the Children's Eropa Timur, Irina Saghoyan, mengatakan bahwa serangan tersebut mengerikan.

"Rumah sakit tidak boleh menjadi medan perang di mana konflik berkecamuk dan anak-anak tak berdosa menjadi korban," kata Irina.


Pihak Rusia mengemukakan alasan yang kemudian berubah. Simak perubahannya:

Alasan pertama Rusia
Pertama-tama, Kementerian Luar Negeri Rusia tidak menyangkal serangan itu, tapi menuduh "batalyon nasionalis" Ukraina menggunakan rumah sakit itu untuk mengatur posisi menembak setelah memindahkan staf dan pasien.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut bahwa tentaranya tidak akan menembaki warga sipil. "Pasukan Rusia tidak menembaki sipil," ujarnya, dilansir Reuters.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengklaim bahwa rumah sakit yang digempur itu telah berfungsi sebagai basis militer bagi kaum nasionalis.

"Rumah sakit bersalin ini telah lama ditempati oleh Batalyon Azov dan kaum radikal lainnya," ujarnya.

"Mereka mengusir para wanita yang bersalin, perawat dan staf umum. Itu adalah basis dari Batalyon Azov yang ultra-radikal," kata Lavrov, setelah pembicaraan di Turki dengan Menlu Ukraina pada Kamis (10/3).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak percaya dengan alasan-alasan Rusia itu. "Seperti biasa, mereka berbohong dengan percaya diri," ujar Zelensky.

Selanjutnya, alasan kedua Rusia:

Alasan kedua Rusia
Semula, Rusia beralasan penyerangan Rusia ke rumah sakit adalah karena rumah sakit itu digunakan sebagai basis Batalyon Azov yang ultra-radikal.

Artinya, Rusia tidak membantah adanya serangan ke rumah sakit itu meski mereka tidak mengakui ada orang sipil di rumah sakit itu. Namun kemudian, keterangan berubah.

Kini, Rusia mengklaim serangan yang menewaskan tiga orang termasuk seorang anak itu merupakan provokasi yang dilakukan oleh Ukraina.

"Aviasi Rusia sama sekali tidak melakukan misi untuk menyerang target-target di darat di daerah Mariupol," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (11/3/2022).

"Serangan udara yang diduga terjadi itu adalah provokasi yang sepenuhnya dilakukan untuk mempertahankan sentimen anti-Rusia untuk audiens Barat," cetus pejabat Rusia itu.

Kabar terbaru
Muncul lagi kabar terbaru. Rusia dilaporkan menyerang rumah sakit di bagian lain kawasan Ukraina, yakni di Kharkiv bagian timur, pada Rabu (2/3) waktu setempat.

"Pasukan lintas udara Rusia mendarat di Kharkiv... dan menyerang sebuah rumah sakit setempat," sebut militer Ukraina dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir AFP, Rabu (2/3/2022).

"Ada pertempuran yang tengah berlangsung antara penjajah dan Ukraina," imbuh pernyataan itu, yang menyebut pasukan Rusia sebagai penjajah.

No comments:

Post a Comment