Breaking

Friday, May 26, 2023

Sebelum Jatuh dari Lantai 8, Siswa SMP Athirah Makassar Sempat Telepon Ibunya

NEGARATOTO Satuan Reserse Kriminal Umum Kepolisian Resor Kota Besar Makassar terus mendalami kasus meninggalnya siswa Sekolah Menengah Pertama Athirah Makassar, BS (15) yang terjatuh dari lantai 8 gedung. Polisi mengungkapkan sebelum terjatuh, korban sempat berkomunikasi dengan ibunya melalui telepon seluler.

Kepala Satreskrim Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Ridwan JM Hutagaol mengatakan, kesimpulan sementara kematian BS masih bunuh diri. Sementara motif BS melakukan aksi nekat itu masih didalami polisi.

"Iya bunuh diri. Tapi motif bunuh diri kita belum temukan dan masih penyelidikan. Kita mau cek dulu sampai di mana anak ini," ujarnya kepada wartawan, Jumat (26/5).

Berdasarkan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan saksi dan CCTV, Ridwan mengungkapkan sempat ada komunikasi antara korban dengan ibunya melalui telepon seluler. Saat itu, GPS telepon seluler korban berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

"Iya itu (posisi GPS) di Gowa dan itu jam 6 pagi karena anak ini WhatsApp kepada wali kelasnya bahwa dia tidak enak badan dan tidak masuk sekolah, sehingga wali komentar kepada ibu orang tua murid di mana menyatakan anaknya tidak sekolah," bebernya.

Setelah mendapatkan informasi dari wali kelasnya, ibu korban langsung menelepon anaknya. Seusai ditelepon ibunya, selanjutnya korban berangkat sekolah.

"Dari Gowa itu dia tidak sempat masuk ke kelas, langsung ke lantai 8. Dan di lantai 8 itu dia sempat komunikasi dengan ibunya ingin membuktikan bahwa dia sudah di sekolah," kata dia.

Meski demikian, ibunya tak percaya dan meminta korban untuk swafoto di sekolah. Setelah kejadian tersebut, BS akhirnya ditemukan tewas di halaman sekolah oleh petugas kebersihan.

"Anak ini sudah sampaikan bahwa sudah di sekolah. Tetapi ibunya minta foto sekolah. Setelah itulah baru ditemukan sudah jatuh dia," tuturnya.

Akibat terjatuh dari lantai 8 tersebut, telepon seluler korban hancur. Selain itu, korban juga tidak sempat mengirim foto kepada ibunya.

"Hancur handphonenya. Tidak sempat foto sesuai permintaan ibunya," kata dia.

Terkait temuan janggal yang diungkapkan keluarga korban, Ridwan mengatakan hal tersebut adalah hal biasa. Ia menjawab keraguan soal kondisi tubuh korban penuh memar yang diungkapkan oleh keluarga.

"Hasil itu (adanya memar) memang akibat tekanan dari atas, sehingga akibat gravitasi dalam tubuh manusia. Tapi manusia itu bukan dibenturkan dengan benda keras, tetapi membenturkan diri ke benda keras (terjatuh dari ketinggian)," ungkapnya.

Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Mokhammad Ngajib mengatakan pihaknya sudah memeriksa lima orang saksi, yakni wali kelas, guru, dan petugas kebersihan.

"Lima orang telah kami periksa yaitu guru, wali kelas, dan petugas taman yang membersihkan," kata dia.

Selain meminta keterangan lima orang saksi, polisi juga sudah memeriksa CCTV. Setidaknya sejumlah CCTV di dalam gedung, termasuk lift.

"Rekaman CCTV yang membuktikan bahwa anak tersebut dari basement kemudian naik ke lantai 8. Setelah di lantai 8, dia naik ke atap dan di atas lantai 8 atau balkon nah di situ tidak ada kegiatannya, terakhir adalah kejadian jatuhnya anak tersebut," bebernya.

Terkait pernyataan keluarga BS yang menemukan kejanggalan, Ngajib mengaku belum bisa memastikan. Pihaknya juga belum melakukan pemeriksaan terhadap keluarga korban.

"Kita belum melakukan pemeriksaan. Tetapi sejumlah informasi yang disampaikan akan menjadi bahan pemeriksaan," kata dia.

No comments:

Post a Comment