Tuesday, October 4, 2022

Harga Jual Minyak Makan Merah Rp9.000 Dinilai Tak Rugikan Petani

 



Negaratoto Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, harga jual minyak makan merah sebesar Rp9.000 per liter tidak akan merugikan petani. Sebab, dari sisi bisnisnya, dijalankan dan dimiliki oleh koperasi petani.

"Bukan berarti misalnya harga Rp 9.000 (per liter) dikatakan dengan menekan petaninya, petaninya seolah-olah dirugikan, karena kemarin saya membaca di medsos dengan harga Rp 9.000 (per liter) seolah-olah pemerintah lebih memperhatikan ibu-ibu, pengguna konsumen minyaknya, tapi menekan petani, ini gak bener," ungkapnya dalam konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Selasa (4/10).

Dia menerangkan, biaya logistik yang dipangkas membuat harga jual minyak makan merah ini bisa jauh di bawah harga eceran tertinggi minyak goreng kemasan sederhana.

Sebagai contoh, untuk minyak goreng biasa, jarak pabrik dengan kebun sawit sangat jauh, sehingga membutuhkan biaya logistik yang besar. Sementara, pabrik minyak makan merah akan ditempatkan dekat dengan kebun kelapa sawit.

"Yang memang pabrik ini kenapa bisa bikin murah karena lebih efisien, biaya logistiknya lebih murah. Misalnya karena pabrik ini terintegrasi dekat dari suplai TBS-nya sehingga tidak harus logistiknya jauh, ongkos angkutnya jauh, dan ini juga kita harapkan nanti justru pasarnya juga terintegrasi," ujarnya.

"Nah ini kita terintegrasi. Nah model-model pabrik yang kecil-kecil ini tuh di Thailand sudah diterapkan, jadi terintegrasi jadi si petaninya biaya logistiknya lebih murah," tambah dia.

Dia menjelaskan, harga Rp 9.000 merupakan hasil hitungan sementara antara PTPN bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kedepannya, penentuan harga tetap akan mengikuti naik-turunnya harga crude palm oil (CPO) dan tandan buah segar (TBS) sawit.

"PTP dengan BPOM kemarin sudah menghitung bisa sampai harganya Rp 9000 tapi kan tentu mengikuti harga fluktuasi CPOnya, TBS," tandasnya.


No comments:

Post a Comment