Negaratoto - Otoritas Rusia memanggil Duta Besar (Dubes) Inggris di Moskow untuk menyampaikan protes atas komentar terbaru Perdana Menteri (PM) Boris Johnson soal Presiden Vladimir Putin. Moskow menyebut komentar Johnson soal Putin itu sangat 'menyinggung'.
Seperti dilansir AFP, Jumat (1/7/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan pihaknya memanggil Dubes Inggris Deborah Bronnert di Moskow pada Kamis (30/6) waktu setempat.
Kepada Bronnert, Rusia menegaskan bahwa pihaknya 'secara tegas' menolak 'komentar yang terang-terangan menyinggung oleh otoritas Inggris terhadap Rusia, pemimpinnya, para pejabatnya juga rakyat Rusia'.
"Dalam masyarakat yang sopan, telah menjadi kebiasaan untuk meminta maaf atas pernyataan semacam itu," demikian penegasan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengecam pernyataan Johnson soal Putin sebagai 'retorika penghinaan yang tidak bisa diterima'.
Diketahui bahwa pada Selasa (28/6) waktu setempat, Johnson menyatakan Putin tidak akan memulai perang di Ukraina jika dia seorang wanita. Dia juga menyebut invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut 'operasi militer khusus' oleh Moskow, merupakan 'contoh sempurna dari maskulinitas beracun'.
"Jika Putin adalah seorang wanita, yang tentunya dia bukan (wanita), tetapi jika dia wanita, saya benar-benar tidak berpikir bahwa dia akan memulai perang invasi dan kekerasan yang gila dan macho seperti yang dia telah lakukan," ucap Johnson saat berbicara kepada televisi Jerman, ZDF.
Atas komentar Johnson itu, Putin pun memberikan balasan menohok. Berbicara di ibu kota Turkmenistan, Ashgabat, dia menyebut komentar Johnson itu 'tidak benar'.
"Saya ingin menunjukkan peristiwa dalam sejarah modern ketika (mantan perdana menteri Inggris) Margaret Thatcher memutuskan untuk melancarkan serangan terhadap Argentina untuk menguasai Kepulauan Falkland pada tahun 1982," cetus Putin.
"Di sana, seorang wanita memutuskan untuk memulai perang, yang berakhir dengan kemenangan Inggris pada tahun yang sama," kata pemimpin Rusia itu.
Selain Johnson, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace juga memicu kemarahan Rusia setelah menuduh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia 'mengancam untuk melancarkan serangan nuklir kepada semua orang atau melakukan sesuatu atau hal lainnya setiap minggu'.
Kementerian Luar Negeri Rusia menggarisbawahi bahwa 'tidak bisa diterima' bagi para pejabat Inggris 'untuk membagikan informasi palsu, khususnya soal dugaan ancaman oleh Rusia untuk menggunakan senjata nuklir'.
No comments:
Post a Comment