Putusan MA AS Dalam Mencabut Hak Aborsi Memicu Reaksi Beragam Dari Sejumlah Kelompok. Setelah MA AS Mengumumkan Putusan Tersebut, Paus Farnsiskus Berpidato Soal Nilai-Nilai Gereja Tentang Aborsi.
NEGARATOTO - Mahkamah Agung Amerika Serikat (MA AS) sebelumnya telah menyatakan mencabut hak konstitusional untuk aborsi di negara tersebut. Artinya bahwa kegiatan aborsi sudah tidak lagi diperbolehkan di AS.
Putusan dari MA AS itu lantas memicu sejumlah reaksi dari publik AS. Kelompok pro aborsi bahkan melakukan aksi demo. Sementara kelompok antiaborsi menyambut baik putusan MA tersebut.
Pada Sabtu (25/6), Paus Fransiskus disebut merayakan keluarga dalam pidato yang disampaikan setelah MA AS mengakhiri perlindungan konstitusional untuk aborsi yang ditetapkan oleh Roe vs Wade sebelumnya.
Meski begitu, pidato yang digelar di hadapan masyarakat di Lapangan Santo Petrus itu disebut tidak secara khusus merujuk pada aborsi atau keputusan pengadilan, tetapi menegaskan kembali tema-tema yang digunakannya untuk mengutuk praktik medis selama masa jabatannya sebagai kepala Gereja Katolik.
Adapun pidato tersebut diketahui berlangsung selama homili misa selama Pertemuan Keluarga Dunia ke-10 di Roma, yang berakhir pada hari Minggu (26/6). Paus Fransiskus menegaskan kembali melalui kepausannya bahwa gereja telah lama menentang aborsi dengan alasan bahwa kehidupan dimulai pada saat pembuahan dalam keyakinannya.
"Kalian semua pasangan, dalam membentuk keluarga kalian, dengan rahmat Kristus telah membuat pilihan yang berani ini: tidak menggunakan kebebasan untuk diri kalian sendiri, tetapi untuk mencintai orang-orang yang telah ditempatkan Tuhan di samping kalian," ujar Paus Fransiskus dalam keterangannya, dilansir melalui UPI, Minggu (26/6).
Lebih lanjut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa umat Katolik harus "membela" keluarga dan "menegaskan keindahan keluarga" dalam komentar terselubungnya pada hari Sabtu (25/6). Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak membiarkan keluarga tercemar oleh racun keegoisan, individualisme, budaya acuh tak acuh dan budaya membuang.
"Sehingga kehilangan 'DNA'nya yaitu keramahan dan semangat pelayanan," lanjut Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus kemudian menambahkan bahwa orangtua takut membawa anak-anak ke dunia "di mana segala sesuatu tampak kacau" dan kecemasan seperti itu "bahkan akhirnya menghalangi keinginan untuk membawa kehidupan baru ke dunia."
No comments:
Post a Comment