Sunday, June 26, 2022

Kisah Mahasiswi Rintis Bisnis Bimbel hingga Raup Rp 828 Juta


Negaratoto - Siapa yang tidak ingin menghasilkan banyak uang di usia muda? Tentu saja hal itu menjadi impian setiap orang.

Salah satu yang sudah merasakan kondisi tersebut adalah Chloe Tan. Meski datang dari keluarga kaya tidak menjadikan Chloe sebagai orang yang hanya bergantung dari harta orang tuanya.

Bahkan, dia berhasil menghasilkan uang hampir mencapai US$ 56.000 atau setara dengan Rp 828 juta per tahun (kurs Rp 14.800/US$).

Chloe Tan lahir di Singapura dan tumbuh besar di sekolah internasional di Shanghai, di mana banyak diantara teman-temannya yang datang dari keluarga berada. Dia berasal dari keluarga yang kaya, dengan ibunya yang tumbuh di keluarga kaya dan bekerja di perkebunan swasta, sementara ayahnya bekerja di industri bioteknologi.

Saat ini Chloe belajar ekonomi dan data analyst di University of Chicago Amerika Serikat, di mana orang tuanya masih menanggung biaya kuliahnya sekitar US$ 20.000 (Rp 296,6 juta) per tiga bulan. Dirinya sering menggunakan barang-barang designer milik ibunya dan baru-baru ini menabung untuk membeli sepasang sepatu Manolo Blahnik seharga US$ 1.125 (Rp 16,7 juta).

"Saya pikir di AS orang membuat banyak asumsi tentang Anda berdasarkan berapa banyak uang yang mereka pikir Anda miliki," kata Chloe dikutip dari CNBC Make It, Kamis (09/06/2022).

"Saya tahu beberapa orang di kampus berpikir saya berpakaian sedikit mencolok, dan beberapa orang tidak peduli sama sekali," tambahnya.


Meski terlahir dari keluarga dengan privilege, Tan mengatakan tumbuh kaya memberinya motivasi untuk menghasilkan uang sendiri sejak dini. Di sekolah menengah, dia belajar berbisnis dengan membeli pakaian dari pengecer grosir dan menjualnya kembali di media sosial.

Tidak hanya itu, di sekolah menengah dia memulai bisnis bimbingan belajar atau tutor, yang masih terus dia jalani hingga saat ini. Hingga akhirnya pada tahun 2021, Tan menghasilkan uang sekitar US$ 55.770 (Rp 827 juta) dari hasil mengajar.

Chloe mulai membangun bisnis bimbingan belajar pada tahun 2016, ketika dia masih tinggal di Shanghai. Suatu hari, dia menawarkan diri untuk membantu adik laki-lakinya beserta temannya mempersiapkan kompetisi debat. Dari sanalah, setiap minggu mereka membawa beberapa orang teman lainnya yang meminta bantuan kepada Tan untuk menyelesaikan tugas sekolah. Beberapa lama kemudian, ibunya menyarankan Tan untuk mengkomersialisasikannya.

Saat ini, Tan pun mengajar 16 siswa internasional di Shanghai, mulai dari kelas 7 hingga kelas 11. Tan mengajar kurikulum sastra Inggris untuk program International Baccalaureate.

Di sela-sela aktivitasnya sebagai tutor bimbingan belajar, dia menghabiskan sekitar dua jam seminggu untuk mempersiapkan pelajarannya. Sementara itu, dia menghabiskan lima sampai enam jam seminggu dalam sesi bimbingan kelompok back-to-back, sebagian besar pada Jumat malam karena perbedaan waktu 13 jam antara Chicago dan Shanghai. Dia memasang biaya US$ 67 (Rp 993,6 ribu) per jam.

"Sebagai mahasiswa baru, agak menakutkan untuk mengisi seluruh Jumat malam dengan jadwal mengajar," kata Tan.

"Cukup mudah untuk mengatur kehidupan sosial di antara sesuatu yang berjalan konsisten, " tambahnya, seperti pergi keluar dengan teman-teman pada hari Sabtu.

"Bisnis setiap Jumat malam telah menjadi jangkar yang sangat konsisten dalam hidup saya dan dalam jadwal kuliah saya yang sangat padat," tuturnya.

Biaya jasa tutor bimbingan belajar Tan dibayarkan dalam yuan Tiongkok. Penghasilan tersebut disetorkan ke rekening bank ibunya di Singapura. Di sisi lain, sebagian besar dari uang penghasilannya itu belum pernah tersentuh oleh Tan. Pun menurut undang-undang perpajakan di Singapura, warga negara tidak perlu membayar pajak atas penghasilan yang diperoleh di luar negeri.

Seiring bertambahnya usia, dia mengakui privilege-nya itu sebagai kekuatan pendorong yang membuat dirinya harus bekerja lebih keras karena merasa telah diberi begitu banyak hal oleh kedua orang tuanya.

No comments:

Post a Comment