Breaking

Sunday, May 29, 2022

Mars Dulu Punya Sungai dan Danau, Kenapa Sekarang Tandus?


Negaratoto - Sekitar 3,6 hingga 3 miliar tahun yang lalu, iklim Mars setidaknya cukup hangat untuk keberadaan sungai dan danau. Diduga, pada masa itu, Mars layak huni.

Namun permukaan Mars saat ini adalah gurun tandus yang dingin. Para ilmuwan sedang mengeksplorasi apakah Mars dapat mendukung kehidupan atau tidak. Mereka mencoba mencari jawaban yang dapat membantu menyelidiki potensi pemukiman manusia di Planet Merah, dan seperti apa bentuknya.

Dalam upaya untuk menyelidiki sesuatu yang tampaknya sangat tidak realistis, para ilmuwan mengambil beberapa misi pesawat ruang angkasa yang terkait dengan planet Mars, seperti pengorbit dan penjelajah.

Dari Mariner 4 (1964) hingga Mars 2020 (2020), misi ke Mars telah mengungkap beberapa misteri dan menghasilkan temuan yang luar biasa. Mars adalah fokus utama bagi para ilmuwan dalam hal kehidupan di luar Bumi.

Dikutip dari Wio News, para ilmuwan telah mencatat bahwa Mars pernah memiliki sungai karena ada jejak sungai dan danau, yang tampaknya mengering sekitar tiga miliar tahun yang lalu.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan pada 25 Mei di Science Advances, menyelidiki perubahan distribusi spasial aliran air di Mars. Telah terungkap bahwa hal ini memetakan perubahan besar dalam efek rumah kaca Mars.


Studi tersebut mencatat bahwa analisis efek rumah kaca dalam ansambel simulasi model iklim global menunjukkan bahwa pergeseran ini terutama didorong oleh berkurangnya gaya radiasi non-CO2, dan bukan perubahan dalam gaya radiasi CO2.

Temuan ini menyoroti bahwa hilangnya cairan dipicu oleh lapisan tipis, awan es yang tinggi di atmosfer Mars. Ini menjebak panas dan menghangatkan planet ini, yang bertindak seperti rumah kaca yang tembus cahaya.

"Orang-orang telah mengajukan gagasan yang berbeda, tetapi kami tidak yakin apa yang menyebabkan iklim berubah begitu dramatis. Kami benar-benar ingin memahaminya, terutama karena itu satu-satunya planet yang kita tahu pasti berubah dari layak huni menjadi tidak dapat dihuni," kata Edwin Kite, ilmuwan geofisika di University of Chicago.

Kite adalah penulis pertama dari studi baru yang dilakukan dengan kolaborasi dengan Bowen Fan, yang merupakan mahasiswa pascasarjana di University of Chicago, ilmuwan dari Smithsonian Institution, Planetary Science Institute, California Institute of Technology Jet Propulsion Laboratory, dan Aeolis Research.

Untuk penelitian ini, para ilmuwan telah menganalisis peta berdasarkan ribuan gambar Mars yang diambil dari orbit oleh satelit untuk membuat garis waktu tentang bagaimana aktivitas sungai berubah dalam ketinggian dan garis lintang. Setelah itu, mereka dapat menggabungkannya dengan simulasi kondisi iklim yang berbeda.

Studi tersebut mencatat bahwa iklim masa lalu di Mars dapat diselidiki menggunakan distribusi spasial dari bentang alam yang peka terhadap iklim.

"Kami menganalisis basis data global dari bentang alam yang diolah air dan mengidentifikasi perubahan dalam distribusi spasial sungai dari waktu ke waktu. Perubahan ini hanya dijelaskan dengan perbandingan dengan model air lelehan yang disederhanakan yang didorong oleh ansambel simulasi model iklim global," tulis studi tersebut.

No comments:

Post a Comment