Negaratoto - Adidas mencatatkan penurunan penjualan di China. Hal itu menyebabkan Adidas mengalami penurunan laba yang cukup tajam pada kuartal I-2022.
Adidas melaporkan laba bersih sebesar € 310 juta atau setara Rp 4,73 triliun (kurs Rp 15.281), turun 38% pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan itu disebabkan oleh lingkungan pasar yang menantang di China karena penjualan turun 35%.
Dengan belum berakhirnya strategi zero Covid-19 yang diterapkan Presiden China Xi Jinping, prospek bisnis Adidas di China yang menyumbang sekitar 20% dari penjualan perusahaan tahun lalu suram.
Lockdown yang diterapkan baru-baru ini telah memaksa sejumlah besar toko tutup. Selain itu, Adidas juga mencatatkan penurunan di beberapa bagian negara yang tidak terpengaruh secara langsung oleh pembatasan tersebut.
"Pendapatan di China sekarang diperkirakan menurun secara signifikan pada 2022," kata Adidas dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNN, Sabtu (7/5/2022).
Pihak berwenang China memberlakukan lockdown yang ketat di Shanghai yang merupakan pusat keuangan China pada akhir Maret menyusul lonjakan kasus virus Corona. Meskipun pihak berwenang mulai mencabut beberapa pembatasan bulan lalu, namun lebih dari 8 juta penduduk masih dilarang meninggalkan kompleks tempat tinggal mereka.
Pembatasan di Beijing juga diperketat dalam beberapa hari terakhir, dan kemungkinan menimbulkan lebih banyak dampak pada merek-merek Barat pada saat ekonomi China sudah terkontraksi. Pada bulan lalu International Monetary Fund (IMF) memperkirakan PDB China tumbuh hanya 4,4% tahun ini, jauh di bawah target pemerintah sekitar 5,5%.
Adidas membukukan penjualan yang kuat di pasar Barat pada kuartal I-2022 dan mengharapkan pertumbuhan keseluruhan tahun ini di kisaran 11-13% seperti yang diprediksi sebelumnya.
Sementara itu, Nike melaporkan penurunan 5% pendapatan di China selama Desember hingga Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebelum lockdown terbaru diterapkan.
No comments:
Post a Comment