Negaratoto - Nuklir menjadi pertimbangan Barat tidak mengadang serangan Rusia terhadap Ukraina. Begini perbandingan jumlah hulu ledak nuklir yang dipunyai sejumlah negara di dunia.
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly menjelaskan bahwa Barat tidak mau main-main dengan Rusia. Ini ini dia jelaskan dalam wawancara radio pada Jumat (25/2) waktu setempat, dilansir kantor berita Rusia TASS News Agency.
"Apakah Anda ingin perang nuklir?" tanya Parly saat ditanya apakah Prancis berniat mengirimkan tentaranya untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia.
Tidak ada pihak yang ingin melakukan perang nuklir. Hal tersebut dikarenakan Rusia adalah negara dengan kepemilikan nuklir terbesar di dunia. Benarkah demikian?
Rusia Pemilik Hulu Ledak Nuklir Terbanyak?
Rusia dinyatakan sebagai negara dengan jumlah hulu nuklir terbanyak. Hal tersebut diketahui dari situs Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). SIPRI adalah lembaga internasional independen dari Swedia dalam penelitian konflik, persenjataan, kontrol senjata, dan perlucutan senjata.
"Jumlah keseluruhan hulu ledak dalam persediaan militer global sekarang tampaknya meningkat, sebuah tanda yang mengkhawatirkan bahwa tren penurunan yang menjadi ciri persenjataan nuklir global sejak akhir perang dingin telah terhenti," kata Hans M. Kristensen, Associate Senior Fellow seperti dikutip dari situs SIPRI.
Ada 9 negara yang memiliki nuklir. Sekitar 2000 nuklir, hampir semuanya merupakan milik Rusia dan Amerika Serikat (AS). Berikut data kepemilikan nuklir menurut situs SIPRI per 2021.
1. Amerika Serikat: 5.550
2. Rusia: 6.255
3. Inggris: 105
4. Prancis: 10
5. China: 350
6. India: 156
7. Pakistan: 165
8. Israel: 90
9. Korea Utara: 40-50
Penghitungan itu menyertakan hulu ledak yang sudah tidak digunakan atau 'dipensiunkan', yang tidak dihitung dalam data Departemen Luar Negeri AS.
Masih menurut institut tersebut, jumlah hulu ledak nuklir gabungan dari India, Pakistan, Israel dan Korea Utara (Korut) mencapai sekitar 460 unit.
Amerika serikat bahkan dikabarkan sudah mengurangi jumlah hulu ledaknya. Berdasarkan laporan terakhir sebagaimana diberitakan detikcom, mengutip AFP, 6 Oktober 2021 lalu, AS memiliki 3.750 hulu ledak nuklir aktif maupun yang tidak aktif. Jumlah itu dilaporkan menurun 55 unit dari setahun sebelumnya dan menurun 72 unit untuk periode yang sama tahun 2017 lalu.
Jumlah tersebut juga tercatat sebagai angka terendah sejak pasokan nuklir AS mencapai puncak saat Perang Dingin dengan Rusia tahun 1967 silam, ketika totalnya mencapai hingga 31.255 hulu ledak nuklir.
Biden yang menjabat sejak 20 Januari lalu, dengan segera mengajukan perpanjangan lima tahun untuk New Start Treaty, yang dengan cepat disepakati oleh Presiden Vladimir Putin. Kesepakatan itu membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang bisa digunakan AS dan Rusia, yakni hanya 1.550 unit.
Semoga saja dunia terhindar dari bahaya perang nuklir.
No comments:
Post a Comment