Kelompok Hak Asasi Manusia Dan Anggota Keluarga Korban Pembunuhan Mengatakan Mereka Khawatir Dengan Perbedaan Ini. Hal Itu Lantaran Adanya Pembatasan Informasi Publik.
NEGARATOTO - Para kritikus di El Salvador memiliki tanda tanya besar terkait kesaksian dari petugas polisi dan statistik yang saling bertentangan tentang kuburan massal. Mereka mempertanyakan apakah pembunuhan di negara Amerika Tengah itu dilaporkan sepenuhnya karena akses ke informasi resmi semakin ketat.
Sekelompok petugas polisi, jaksa dan ahli forensik telah melakukan pemeriksaan silang cross-check statistik pembunuhan dan kuburan massal. Namun, dokumen dari lembaga terpisah menunjukkan perbedaan dalam jumlah kematian yang dilaporkan, menurut Reuters.
Dokumen dari Institut Kedokteran Hukum El Salvador menunjukkan pihak berwenang menemukan 207 mayat dari kuburan massal selama dua setengah tahun, antara Juni 2019 dan Februari 2022. Sebaliknya, dokumen dari Kejaksaan Agung menunjukkan 158 mayat ditemukan dalam lebih dari tiga tahun, antara Januari 2019 dan Februari 2022 . Dengan kata lain, selisihnya adalah 49.
Kelompok hak asasi manusia dan anggota keluarga korban pembunuhan mengatakan mereka khawatir dengan perbedaan ini. Hal itu lantaran adanya pembatasan informasi publik sebelumnya di seluruh lembaga pemerintah di bawah Presiden Nayib Bukele, kata mereka.
Polisi Nasional El Salvador mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak lagi dapat memberikan informasi tentang orang hilang karena kesepakatan antara Polisi Sipil Nasional, Mahkamah Agung, Institut Kedokteran Hukum, dan Kementerian Kehakiman dan Keamanan Publik. "Hanya Kejaksaan Agung yang bisa memberikan keterangan," kata sumber dari lembaga tersebut tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Setelah Bukele menjabat pada pertengahan 2019, jumlah pembunuhan yang dilaporkan di El Salvador turun secara signifikan. Bukele telah membantah klaim bahwa dia melakukan gencatan senjata dengan geng-geng itu, yang telah didokumentasikan oleh jaksa Salvador dan jurnalis lokal.
Setelah kesepakatan yang berantakan dan tingkat pembunuhan di negara itu melonjak, dia melancarkan perang habis-habisan melawan kelompok-kelompok kriminal. Tingkat kejahatan telah turun lebih banyak sejak Maret, ketika pemerintah Bukele mengeluarkan tindakan yang menangguhkan hak konstitusional sebagai bagian dari pengecualian untuk mempermudah penangkapan orang secara massal tanpa proses hukum, yang menimbulkan kecaman luas terhadap pelanggaran hak asasi manusia.
No comments:
Post a Comment