Tuesday, July 26, 2022

Rudal Rusia Hantam Odesa, Ukraina Harap Bisa Tetap Ekspor Gandum cs


Negaratoto - Rusia dan Ukraina telah meneken kesepakatan untuk melakukan pembukaan jalur ekspor di wilayah Laut Hitam. Kesepakatan yang terjadi di tengah perang yang berkecamuk antata dua negara ini ditengahi langsung oleh PBB.

Pejabat dari Ukraina, Rusia, PBB, dan Turki sepakat pada hari Jumat bahwa tidak akan ada serangan terhadap kapal yang bergerak melalui Laut Hitam ke Selat Bosphorus Turki dan ke pasar. Mereka akan mendirikan pusat pemantauan bersama.

Seorang pejabat PBB menyebut kesepakatan Jumat sebagai gencatan senjata de facto untuk kapal dan fasilitas yang tercakup dalam perjanjian. Ukraina sendiri berharap kesepakatan ini dapat mengurangi kekurangan pangan global. Negara itu bakal melanjutkan ekspor biji-bijian lagi dari wilayah Laut Hitam minggu ini.

"Kami percaya dalam 24 jam ke depan kami akan siap bekerja untuk melanjutkan ekspor dari pelabuhan kami. Kami berbicara tentang pelabuhan Chornomorsk, itu akan menjadi yang pertama, kemudian akan ada Odesa, kemudian pelabuhan Pivdeny," kata Wakil Menteri Infrastruktur Yuriy Vaskov dilansir dari Reuters, Senin (25/7/2022).


Kekhawatiran akan kesepakatan itu digagalkan Rusia tiba-tiba muncul. Armada militer Rusia melakukan serangan rudal di pelabuhan Odesa dekat dengan jalur perdagangan Laut Hitam pada hari Sabtu. Namun, Rusia menepis kekhawatiran itu. Negara yang dinakhodai Presiden Vladimir Putin itu mengatakan serangan yang terjadi hanya menargetkan infrastruktur militer.

"Mereka sama sekali tidak terkait dengan infrastruktur yang digunakan untuk ekspor biji-bijian. Ini seharusnya tidak mempengaruhi awal pengiriman," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam keterangan resminya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sendiri mengecam serangan itu sebagai perilaku barbarisme yang menunjukkan Rusia tidak dapat dipercaya.

Kekurangan gandum global dan melonjaknya harga energi Eropa adalah beberapa efek paling luas dari invasi Rusia ke Ukraina. Hal itu diyakini telah mengancam jutaan orang di negara-negara miskin. Wabah kelaparan disebut bisa muncul dan ketakutan mulai terlihat di Eropa atas pasokan pemanas musim dingin ini.

Selama perang, jalur perdagangan Laut Hitam Rusia telah diblokir oleh armada militer Rusia. Hal ini membuat ekspor gandum dari Ukraina sejak invasi Moskow pada 24 Februari terhambat. Hal ini membuat Rusia dituding negara barat sebagai pemicu krisis pangan.

Rusia sendiri menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan. Mereka justru menyalahkan sanksi Barat karena memperlambat ekspor makanan dan pupuknya. Mereka juga menyalahkan Ukraina karena menambang pendekatan ke pelabuhannya.

No comments:

Post a Comment