Lagi-Lagi Terjadi Kasus Pemerkosaan Beramai-Ramai Yang Menimpa Seorang Wanita Di Pakistan. Seorang Ibu Muda Dua Anak Jadi Korban Perkosaan 3 Orang Pria Di Kereta Api Yang Sedang Berjalan.
NEGARATOTO - Kekerasan seksual terhadap perempuan menjadi salah satu masalah serius di Pakistan. Baru-baru ini seorang perempuan kembali jadi korban perkosaan beramai-ramai. Seorang wanita muda diduga diperkosa oleh tiga pria di kereta api yang sedang dalam kondisi bergerak di Pakistan
Kepala Polisi Perkeretaapian, Faisal Shahkar, Selasa (31/5) mengatakan, ibu dua anak berusia 25 tahun itu tengah berada di kereta pekan lalu ketika dia dibujuk ke kompartemen kosong oleh pemeriksa tiket. Siapa sangka, ibu muda itu kemudian diperkosa oleh tiga pria.
Polisi menangkap dua tersangka pada hari Senin (30/5) ketika insiden itu terungkap. Sementara tersangka ketiga ditangkap pada hari Selasa (31/5). Laporan lokal mengatakan bahwa keamanan dan administrasi Bahauddin Zakaria Express yang menuju kota Karachi dari Multan itu berada di tangan perusahaan swasta.
Insiden itu tentu kembali menarik kemarahan dari berbagai pihak. Mulai dari badan-badan hak asasi, aktivis dan masyarakat karena kebanyakan orang menyerukan hukuman yang keras kepada para pelakunya.
"Saya ingin melihat orang-orang di balik tindakan kejam ini digantung di leher mereka," ujar seorang pria kepada penyiar Pakistan Geo, melansir Al Jazeera.
Rabu (1/6), surat kabar terkemuka, Pakistan Dawn menyebut insiden itu "kejahatan yang mengerikan". Mempertanyakan mengapa pengaturan keamanan yang tepat tidak dilakukan di kereta.
“Insiden mengerikan lainnya dari kekerasan seksual telah terungkap, menggarisbawahi bagaimana pendekatan angkuh terhadap pengaturan keamanan dapat mendorong pria yang cenderung kriminal untuk menuruti naluri terburuk mereka. Keselamatan (Perempuan) adalah barometer nilai-nilai suatu bangsa,” kata editorial itu.
Lebih dari 14.000 wanita telah diperkosa di Pakistan (hampir 11 per hari) dalam empat tahun terakhir, menurut data resmi. Sayangnya, kurang dari tiga persen saja dari pelaku yang dihukum. Penyelidikan yang salah, sistem peradilan yang cacat, dan tabu sosial yang membuat korban enggan mencari keadilan adalah faktor di balik rendahnya tingkat hukuman.
Sementara Parlemen Pakistan telah meloloskan undang-undang anti-pemerkosaan baru tahun lalu yang memungkinkan pengadilan untuk memerintahkan pengebirian kimia terhadap pelaku dalam beberapa kasus, tetapi sangat sedikit yang berubah sejak itu.
Undang-undang baru itu diberlakukan sebagai tanggapan atas pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang ibu Pakistan-Prancis di depan anak-anaknya di sebuah jalan raya di kota timur Lahore.
No comments:
Post a Comment