Negaratoto - Pemerintah Sri Lanka meminta warganya untuk tidak mengantri bensin. Karena negara itu saat ini tidak memiliki uang untuk membayar pengiriman bahan bakar dari negara lain.
Keadaan Sri Lanka saat ini tengah diambang kegagalan tidak bisa membayar utang luar negerinya. Hal ini disebabkan krisis ekonomi terburuk dalam lebih dari 70 tahun akibat pandemi COVID-19, hingga kenaikan harga energi.
"Ada kapal bensin di perairan kita. Kami tidak memiliki forex," kata Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera, dikutip dari Bloomberg, Rabu (18/5/2022).
Pemerintah menargetkan akan mengirimkan kapal bensin itu untuk memasok bahan bakar besok. Namun, hal itu tentu menambang utang negara. Utang sebelumnya yang belum terbayar demi memasok bensin US$ 53 juta.
Keadaan Sri Lanka ini memang tengah terpuruk. Negara kepulauan itu berada dalam kemerosotan ekonomi terburuk dalam sejarah kemerdekaannya. Masyarakat Sri Lanka bahkan belakangan kekurangan kebutuhan dasar mereka, mulai dari makanan hingga gas untuk memasak.
Inflasi negara itu tumbuh dengan cepat, harga kebutuhan masyarakat melonjak hampir 30% dan meluas ke kerusuhan sosial dan gejolak politik.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sempat mengatakan bahwa negara itu hanya memiliki stok bensin untuk satu hari dan pemerintah sedang bekerja untuk mendapatkan dolar di pasar terbuka agar bisa membayar tiga kapal membawa bahan bakar.
Untuk mengatasi masalah krisis ekonomi ini, pemerintah Sri Lanka kabarnya sedang berdiskusi dengan Bank Dunia agar bisa mendapatkan bantuan sebesar US$ 160 juta yang disediakan untuk kesejahteraan sosial, termasuk untuk membeli impor bahan bakar.
Wijesekera mengatakan kebutuhan bahan bakar Sri Lanka untuk Juni diperkirakan mencapai US$ 530 juta, dan pasokan bensin saat ini diprioritaskan untuk layanan penting seperti ambulans.
No comments:
Post a Comment