Monday, April 25, 2022

Kisah Orang Kaya Raya yang Rela Miskin Lagi Demi Amal


Negaratoto - Kisah orang kaya yang satu ini terbilang tak biasa. Berawal dari hidup yang pas-pasan, ia bekerja keras mengumpul harta dan menjadi kaya raya.

Namun, kekayaannya itu bukan untuk dinikmatinya sendiri. Harta itu kemudian ia bagi-bagikan hingga akhirnya ia jatuh miskin lagi.

Orang tersebut adalah miliarder Arab Saudi, Sulaiman Al-Rajhi, pendiri Al Rajhi Bank yang merupakan bank Islam terbesar di dunia dan salah satu perusahaan terbesar di Arab Saudi.

Dikutip dari berbagai sumber, sebelum menjadi kaya raya bisa dibilang kehidupan Sulaiman pas-pasan. Berbagai pekerjaan kasar pernah dilakoni Sulaiman. Sulaiman pernah bekerja sebagai porter yang membawa barang belanjaan di pasar Al Khadra Riyadh saat berusia 9 tahun.

Di usia 12 tahun, ia mulai menjadi pengumpul kurma. Lalu, pernah juga bekerja sebagai tukang masak di salah satu hotel di Riyadh.

Kerja keras dan ketenunan itu singkat cerita mengantarkannya hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Dilansir dari Arab News, Senin (25/4/2022), Forbes pernah memperkirakan kekayaan Sulaiman mencapai US$ 7,7 miliar atau setara Rp 110, 11 triliun (asumsi kurs Rp 14.300). Hal itu menjadikannya sebagai orang terkaya ke-120 dunia.


Dalam laporan tersebut disebutkan, Sulaiman memilih untuk menjadi miskin atas keinginannya sendiri tanpa memiliki uang tunai, real estat atau saham yang dimiliki sebelumnya. Dia tak punya uang usai mentransfer semua asetnya ke anak-anaknya dan untuk wakaf.

Sebagai pengakuan atas yang ia lakukan untuk Islam, termasuk mendirikan bank Islam terbesar di dunia dan kontribusinya pada kemanusiaan untuk mengurangi kemiskinan, Sulaiman mendapat penghargaan King Faisal International Prize.

Dalam wawancara dengan Muhammad Al Harbi dari harian bisnis Al-Eqtisadiah, Sulaiman berbicara tentang bagaimana dia berhasil meyakinkan kepala bank sentral terkemuka di dunia, termasuk Bank of England hampir 30 tahun lalu bahwa bunga dilarang dalam Islam dan Kristen. Menurutnya, perbankan Islam adalah solusi yang paling efektif untuk mengaktifkan pembiayaan Islam dan menjadikannya pendorong nyata ekonomi global.

Diceritakan pula kisah Sulaiman yang membangun kekayaannya dari awal mengandalkan ketabahan dan tekad. Sulaiman menyalurkan kekayaannya menjadi dua jalur yakni sebagian besar warisannya untuk anak-anaknya, dan mentransfer sebagian ke wakaf yang dianggap wakaf terbesar dalam sejarah dunia Islam.

Dalam kutipan wawancara, ia mengakui bahwa ia menjadi orang miskin lagi.

"Ya. Sekarang saya hanya memiliki gaun saya. Saya membagikan kekayaan saya di antara anak-anak saya dan menyisihkan sebagian untuk dana abadi untuk menjalankan proyek amal. Sejauh yang saya ketahui, situasi ini tidak aneh," katanya.

"Kondisi keuangan saya mencapai titik nol dua kali dalam hidup saya, dan karena itu saya memiliki perasaan dan pemahaman (tentang kemiskinan) dengan baik. Namun kini perasaan itu disertai dengan kebahagiaan, relaksasi, dan ketenangan pikiran. Fase nol dalam hidup kali ini murni karena keputusan dan pilihan saya sendiri," paparnya.

Ia pun juga buka suara alasan memilih jalan tersebut. Menurutnya, semua kekayaan hanya milik Allah.

"Semua kekayaan adalah milik Allah, dan kita hanyalah orang-orang yang dititipkan (oleh Allah) untuk memeliharanya. Ada beberapa alasan yang mendorong saya untuk mendistribusikan kekayaan dan yang mengakibatkan melakukan kebajikan ini. Yang paling penting di antara mereka adalah menumbuhkan persaudaraan dan cinta di antara anak-anak saya dan menjaga hubungan harmonis mereka," jelasnya.

No comments:

Post a Comment