Breaking

Thursday, March 10, 2022

Sejarah Drone Turki yang Sukses Hantam Konvoi Rusia

Negaratoto - Bayraktar TB2 merupakan drone produksi Turki yang belakangan ini diklaim Ukraina mampu menghancurkan konvoi maupun kendaraan perag Rusia. Bagaimana kisahnya Turki berhasil menciptakan drone yang cukup handal itu?

Bayraktar TB2 memang dibanggakan Turki karena tidak saja dipakai untuk militer dalam negeri, negara-negara lain pun banyak yang membelinya. Kabarnya, TB2 sudah dipesan dari 16 negara, termasuk Ukraina, Azerbaijan, Maroko, Tunisia, Qatar, Kirgistan, dan Turkmenistan.

Adapun seperti dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (9/3/2022) Polandia adalah anggota NATO pertama yang membeli drone itu pada tahun 2021 sebanyak 24 unit untuk ditambahkan ke gudang senjatanya.

Terbang perdana tahun 2014, Bayraktar TB2 bisa membawa persenjataan sampai 150 kilogram dan melancarkan serangan terhadap tank ataupun bunker lawan. Panjang drone ini 6,5 meter dan bentang sayapnya mencapai 12 meter.

Selain menyerang musuh, Bayraktar TB2 bisa pula dimanfaatkan untuk misi pengintaian dari udara. Ia bisa terbang selama 24 sampai 25 jam di ketinggian maksimum 7.300 meter baik pada saat siang maupun malam hari. Kecepatan maksimumnya 220 kilometer per jam.


Dibuat oleh perusahaan Baykar, drone tempur ini lahir sebagai akibat sanksi Amerika Serikat yang melarang ekspor pesawat tak berawak ke Turki. Pasalnya, pesawat semacam itu dicemaskan akan digunakan untuk mengincar Suku Kurdi.

Generasi pertamanya, Bayraktar TB1, diserahkan pada militer Turki di tahun 2011. Barulah kemudian dikembangkan Bayraktar TB2 yang diandalkan sampai saat ini. Adapun generasi ketiganya tengah dipersiapkan.

CEO Baykar, Haluk Bayraktar, pernah menyatakan Bayraktar TB2 adalah murni buatan Turki dan teknologinya pun canggih. "Harus dicatat bahwa tujuan untuk membuat drone ini dimotivasi oleh kemauan untuk berkembang tanpa bergantung ke sumber eksternal," katanya.

Bayraktar dibuat insinyur Turki
"Seluruh sistem Bayraktar TB2 dikembangkan oleh engineer Turki. Sedangkan airframe, sistem elektronik, sistem pemandu dan kontrol di darat, kami bisa memproduksinya sesuai keinginan kami. 93% dari drone ini buatan dalam negeri," klaim dia.

Drone semacam ini menurutnya sangat andal di medan pertempuran. "Mereka bisa berada di udara dalam waktu yang sangat lama. Bisa juga mengawasi area berbahaya tanpa terdeteksi. Maka manfaatnya sangat besar," katanya.

Baykar telah mengincar pasar baru untuk Bayraktar TB3, di antaranya adalah Jepang. "TB3 yang akan datang akan sangat cocok dengan platform kapal Izumo Jepang. Jepang harus mendapatkan drone tempur secepat mungkin," kata sang CEO.

Selain di Ukraina, TB2 sudah terbang lebih dari 420.000 jam di tempat-tempat seperti Suriah, Libya, dan Irak. Sebagian analis percaya drone itu adalah senjata yang menentukan selama konflik Nagorno-Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan pada tahun 2020.

TB2 juga baru-baru ini digunakan di Ethiopia. Menurut penyelidik, serangan drone menewaskan sedikitnya 59 warga sipil di Tigray.

No comments:

Post a Comment