Breaking

Thursday, February 24, 2022

Sebelum Invasi Rusia, AS-Inggris Curigai 'Serangan Fitnah', Seperti Apa?

Negaratoto - Ketika eskalasi ketegangan di bagian timur Ukraina meningkat, Inggris dan Amerika Serikat mencurigai bahwa Rusia berencana melakukan serangkaian serangan 'false flag' atau 'bendera palsu' sebagai dalih untuk melancarkan invasi.

Kecurigaan ini mengemuka setelah berbagai kelompok separatis sokongan Rusia menuduh militer Ukraina melakukan beragam serangan.

Pada saat bersamaan, kelompok-kelompok itu menyeru kepada warga sipil di kawasan yang diduduki untuk pergi.

Apa yang dimaksud dengan 'bendera palsu'?

Bendera palsu adalah aksi militer atau politik yang dijalankan dengan niat memfitnah pihak musuh.

Sejumlah negara pernah melakukan fitnah ini melalui serangan asli atau skenario di wilayah mereka sendiri, tapi kemudian menuduh pihak musuh yang melakoninya. Aksi ini ditempuh sebagai alasan untuk berperang.

Istilah 'false flag' atau 'bendera palsu' pertama kali dipakai pada abad ke-16 untuk menjelaskan taktik bajak laut yang mengibarkan bendera negara sahabat agar bisa mendekati kapal-kapal dagang.

Sejak itu, taktik bendera palsu digunakan dalam sejumlah insiden.


Invasi Jerman ke Polandia, 1939
Pada malam sebelum Jerman menginvasi Polandia, sebanyak tujuh prajurit SS Nazi berpura-pura menjadi warga Polandia yang menyerang menara radio Gleiwitz di wilayah Jerman dekat perbatasan Polandia.

Ketujuh prajurit ini menyiarkan pesan singkat bahwa stasiun radio itu telah dikuasai Polandia.

Para prajurit tersebut juga meninggalkan jenazah warga sipil yang didandani seperti tentara Polandia sehingga seolah-olah dia tewas dalam upaya merebut menara radio.

Keesokan harinya, Adolf Hitler menyampaikan pidato mengenai insiden penyerangan Gleiwitz dan beberapa insiden serupa yang menjustifikasi invasi ke Polandia.

Perang Rusia-Finlandia, 1939
Pada tahun yang sama, Desa Mainila di Rusia dibombardir mortir.

Desa tersebut dekat dengan perbatasan Finlandia, dan Uni Soviet menggunakan insiden itu sebagai alasan memutus pakta non-agresi dengan Finlandia. Perang Musim Dingin antara kedua negara pun dimulai.

Para sejarawan kini menyimpulkan bahwa bombardir Desa Mainila tidak dilakukan militer Finlandia, tapi sengaja dilakukan badan keamanan negara Soviet, NKVD.

Boris Yeltsin, presiden pertama Federasi Rusia, mengakui pada 1994 bahwa Perang Musim Dingin adalah perang agresi Soviet.

Insiden Teluk Tonkin, 1964
Pada 2 Agustus 1964, perang laut antara kapal perang destroyer milik Amerika Serikat dan kapal-kapal torpedo Vietnam Utara berlangsung di Teluk Tonkin, perairan Vietnam.

Kapal kedua kubu sama-sama mengalami kerusakan. Pihak Vietnam Utara kehilangan empat orang dan enam lainnya juga menjadi korban.

Badan Keamanan Nasional AS mengeklaim bahwa dua hari kemudian terjadi pertempuran serupa.

Akan tetapi, kini terungkap serangan kedua yang dilakukan Vietnam Utara amat mungkin tidak terjadi.

Kapten kapal destroyer AS awalnya melaporkan dia dan anak-anak buahnya dikepung dan ditembaki enam kapal torpedo. Belakangan dia menyatakan dia tidak yakin apa yang terjadi akibat cuaca buruk dan pandangan terbatas.

Berbagai dokumen yang tak lagi dirahasiakan dan dirilis pada 2005 menyebut Angkatan Laut Vietnam Utara tidak menyerang kapal AS, tapi berupaya menyelamatkan dua kapal yang rusak pada 2 Agustus.

Akan tetapi, Presiden Lyndon B Johnson dan stafnya meyakini kapal AS diserang dua kali oleh Vietnam Utara. Dia lantas melaporkannya ke Kongres AS.

Hal ini berujung pada Resolusi Teluk Tonkin yang memberi wewenang kepada Presiden Johnson untuk melakoni rangkaian pengeboman di Vietnam Utara dan meningkatkan keterlibatan militer AS secara besar-besaran dalam Perang Vietnam.

'Orang-orang hijau kecil' di Krimea, 2014

Dalam beberapa hari pertama aksi aneksasi Rusia terhadap Krimea, sejumlah orang bermunculan di jalan-jalan.

Mereka mengenakan seragam tentara Rusia dan dilengkapi senjata Rusia, tapi tanpa emblem militer Rusia pada seragam mereka.

Kremlin berkeras bahwa mereka adalah anggota "kelompok-kelompok pertahanan mandiri" yang ingin wilayahnya dikuasai Rusia.

Asal-usul 'orang-orang hijau kecil' tidak jelas, tapi mereka memakai seragam tentara Rusia dan dilengkapi persenjataan Rusia. (Reuters)

Kremlin menyatakan orang-orang tersebut membeli seragam dan perlengkapan dari toko-toko.

Sejumlah wartawan Rusia menyebut mereka sebagai 'orang-orang sopan'. Adapun warga di Krimera menyebut mereka 'orang-orang hijau kecil', merujuk pada seragam dan ketidakpastian asal-usul mereka.

Perbatasan Kashmir, 2020
India dan Pakistan kerap saling tuduh melakukan serangan-serangan 'bendera palsu' di sepanjang perbatasan Kashmir guna memprovokasi konflik militer.

Pada 2020, Kementerian Luar Negeri Pakistan menuding tentara-tentara India menembaki sebuah kendaraan berisi sejumlah pengamat PBB di kawasan Pakistan, agar PBB mengira militer Pakistan adalah pihak yang bertanggung jawab.

melakukan serangan-serangan 'bendera palsu' di sepanjang perbatasan Kashmir guna memprovokasi konflik militer.

Kemenlu Pakistan menyatakan India berupaya merusak hubungan Pakistan dan komunitas internasional. Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyebut aksi itu "sembrono".

India membantah tudingan tersebut dan menyalahkan Pakistan karena gagal menjaga keamanan di wilayahnya sendiri.

No comments:

Post a Comment