NEGARATOTO - Belakangan sejumlah kasus kejahatan kriminalitas di Jakarta dan wilayah sekitarnya tengah ramai. Mulai dari aksi kejahatan jalanan, pencurian, begal, hingga pembunuhan sadis mutilasi di Bekasi turut menghiasi kasus selama akhir tahun kemarin.
Berdasarkan catatan merdeka.com, dari hasil laporan tahunan Polda Metro Jaya tercatat angka kejahatan alami kenaikan. Dari tahun 2021 sebanyak 30.870 kasus tindak pidana menjadi 36.608 kasus pada 2022. Meski demikian, di tahun 2022 proses penyelesaian kasus mencapai 89%.
Atas hal tersebut, Ahli Kriminologi Senior Universitas Indonesia (UI) Profesor Muhammad Mustofa menilai jika ramainya kasus kejahatan di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya bisa dipicu kemungkinan dampak kegiatan patroli yang tidak efektif.
"Selama ini fungsi patroli tidak efektif. Barangkali kebijakan baru tadi untuk memperbaiki efektivitas. Masalahnya adalah apakah kebijakan tersebut disusun berdasarkan kajian yang baik atau tidak," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (3/12).
Menurutnya, kebijakan patroli di lapangan seharusnya dibuat berdasarkan kejadian kriminalitas yang dinamis. Dengan fleksibilitas menyesuaikan variasi kejahatan yang mendominasi setiap wilayah.
Bahkan, Mustofa mengingatkan kembali atas kehadiran Tim Patroli pada tingkat Polres seperti Jaguar di Polres Depok, hingga Raimas Backbone dari Polres Metro Jakarta Timur. Yang seharusnya dibuat sampai tingkat Polsek wilayah Kecamatan.
"Bahkan harusnya tingkat Polsek berdasarkan data kriminalitas setempat. Kapan waktu kriminalitas terjadi, dimana tempat kriminalitas terjadi," ujarnya.
Sementara terkait dengan tingginya angka kriminalitas, lanjut Mustofa, bisa dipengaruhi berbagai macam faktor berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat di suatu wilayah.
"Banyak faktor yang mempengaruhi. Mulai dari peningkatan jumlah penduduk, melemahnya toleransi, melemahnya pengendalian sosial, melemahnya keakraban sosial, itu yang utama," ucapnya.
Tim Patroli Perlu Diaktifkan Kembali
Senada dengan itu, Indonesia Police Watch (IPW) melalui Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menilai, aksi kriminalitas akan selalu terjadi di sekitar pinggiran Jakarta karena faktor ekonomi yang berat dan juga memang para penjahat laten. Dimana kejahatan itu tidak akan bisa ditutup oleh anggota Polri
"Covering anggota Polri tidak akan mampu menutup semua wilayah jakarta dalam pengamanan. Karena itu ada beberapa kuncinya yang harus dilakukan," ucap Sugeng.
Pertama, yakni peningkatan peran Pemolisian Masyarakat (Polmas) sebagai unsur deteksi dini, informasi dan preventif dengan menggalang Poskamling yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat.
Kemudian, kedua Peran Polmas yang harus aktif dilakukan dengan turun kebawah merangkul tokoh masyarakat dan mengaktifkan hingga memperbanyak anggota melibatkan peran Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).
Terakhir adalah diaktifkannya kembali
Tim Patroli Polri untuk setiap Satuan Wilayah seperti tingkat Polres yang lebih leluasa. Dimana akan melakukan patroli secara serempak termasuk meningkatkan anggaran patroli
"Karena, tidak bisa tim patroli dipusatkan pada Polda karena tidak akan mampu mengcover luas wilayah," ucapnya.
Alhasil, Sugeng juga turut setuju dengan dikembalikannya peran Tim Patroli masing-masing Polres seperti; Tim Alpha Sus Polres Metro Jakarta Pusat; Tim Tiger Polres Metro Jakarta Utara; Tim Pemburu Preman Polres Metro Jakarta Barat.
Kemudian; Tim Eagle One Polres Metro Jakarta Selatan; Tim Rajawali dan Raimas Backbone Polres Metro Jakarta Timur; Tim Vipers Polres Tangerang Selatan; dan Tim Jaguar Polres Metro Depok.
"Ya benar (diaktifkan kembali) dengan arahan dan perintah seragam dari Kapolda," ujarnya.
Butuh Kesadaran Bersama
Sementara itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menilai jika kejahatan di kota besar adalah sebuah tantangan di kota besar. Terlebih dengan kondisi persaingan ekonomi yang lebih ketat.
"Oleh karena itu sangat penting untuk mengajak semua pihak bertanggung jawab menjaga harkamtibmas (pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat)," kata Poengky.
Menurutnya, harkamtibmas bukan hanya tanggung jawab Polri. Melainkan, Pemerintah Daerah (Pemda), pihak swasta, dan masyarakat juga harus berperan untuk mencegah kejahatan.
Semisal Pemda dengan memasang CCTV yang terhubung dengan command center Kepolisian setempat dan pemasangan lampu penerang di wilayahnya agar tidak jadi wilayah rawan kejahatan.
Sementara untuk swasta dan masyarakat dapat membantu dengan menggalakkan pengamanan swakarsa (pengamanan secara mandiri) untuk memastikan keamanan wilayah sekitar
"Seperti penyediaan tenaga security serta CCTV, dan siskamling di kampung. Sedangkan bagi Polri, sangat penting meningkatkan kegiatan preventif dan preemtif untuk mencegah kejahatan," jelasnya.
Adapun kegiatan preventif, lanjut dia, perlunya ada patroli rutin yang dilakukan meski tidak harus ada tim khusus seperti sebelumnya. Namun, ia yakin bila dilakukan secara serempak dan rutin hal itu bisa berjalan efektif menekan potensi kejahatan.
"Kegiatan preventif antara lain menggiatkan patroli rutin, terutama di wilayah-wilayah rawan kejahatan. Tidak perlu tim-tim khusus seperti dulu yang sudah dibubarkan, melainkan patroli rutin selama 24 jam. Kehadiran polisi pasti akan membuat masyarakat terlindungi dan membuat takut penjahat," imbuhnya.
Kapolda Ubah Skema Tim Patroli
Jauh sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran memastikan tim patroli malam seperti Jaguar, Rainmas Backbone, Pemburu Preman, tim Hiu, dan Garuda tidak dibubarkan.
Ia mengatakan, pihaknya akan membenahi semua tim tersebut dengan metode dan struktur baru. Sebagai gantinya, Fadil berencana membentuk tim khusus yang akan diberi nama 'Dream Team' bernama Tim Patroli Presisi Polda Metro Jaya.
"Kami juga akan siapkan SOP-nya. Supaya jangan ada lagi ada tim Jaguar, Kobra, apalagi itu tim ketupat sayur, tim lele apa itu macam-macam. Akhirnya dia tumbuh berkembang sendiri, suka-suka dia," ujar Fadil dalam keterangannya, Minggu (31/10/2021).
Nantinya, kata Fadil, tim tersebut akan dikhususkan untuk melaksanakan patroli di malam hari.
"Banyak masukan melalui media sosial untuk mengantisipasi kejahatan pada malam hari. Saya berencana akan membuat sebuah Dream Team yang akan melahirkan heroes-heroes baru untuk mengawal masyarakat. Supaya bobok-nya tenang," tutur Fadil.
Mantan Kapolda Jawa Timur itu juga mengatakan, bahwa pihaknya akan melengkapi setiap personel dengan pelacak GPS dengan tujuan pemantauan pergerakan tim.
"Nanti kita buat absen geotag, nanti tinggal kita lihat aja. Bener enggak nih tim Jaguar ke Tapos, bener enggak ke sawangan (dilihat) dari geotagnya itu," kata Fadil.
"Kita juga belikan helmet cam. Jadi kalau terjadi kontak dengan pelaku (tindak kriminal) anggota tersebut bisa terlindungi dirinya dari alat bukti virtual tersebut," tambahnya.
No comments:
Post a Comment