Wednesday, July 13, 2022

Lego Setop Operasi Di Rusia, 81 Toko Terdampak Dan Para Karyawan Di-PHK

 

Sebagai Informasi, Lego Telah Menghentikan Pengiriman Ke Rusia Pada Bulan Maret Usai Negara Tersebut Menyerang Ukraina. Kini Lego Memutuskan Untuk Menghentikan Operasi Komersial Di Rusia Tanpa Batas Waktu Yang Ditentukan.

NEGARATOTO - Salah satu produsen mainan terbesar di dunia, Lego Denmark, menyatakan akan menghentikan semua operasinya di Rusia. Lego juga akan menghentikan kemitraan dengan Inventive Retail Group yang mengoperasikan 81 tokonya di Rusia.

Menurut juru bicara Lego, perusahaan telah memutuskan untuk menghentikan operasi komersial di Rusia tanpa batas waktu yang ditentukan. Jubir tersebut menjelaskan bahwa ini termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagian besar tim yang berbasis di Moskow.

"Mengingat gangguan ekstensif yang berkelanjutan di lingkungan operasi, kami telah memutuskan untuk menghentikan operasi komersial tanpa batas waktu di Rusia," demikian pernyataan sang jubir.

Adapun kabar penghentian operasi Lego telah dibenarkan oleh pihak perusahaan Rusia.

"Kami mengkonfirmasi pemutusan kontrak dengan Lego," ujar juru bicara Inventive Retail Group kepada AFP, Selasa (12/7). "Perusahaan kami akan terus bekerja sebagai ahli dalam kategori konstruksi dan mainan edukatif."

Sebagai informasi, Lego telah menghentikan pengiriman ke Rusia pada bulan Maret usai negara tersebut menyerang Ukraina. Pada awal Mei, Rusia menempatkan produk Lego pada daftar barang yang dapat diimpor tanpa persetujuan pemilik kekayaan intelektual untuk menghindari pembatasan yang diberlakukan atas konflik di Ukraina.

Daftar tersebut diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia. Selain Lego, sejumlah produk yang termasuk dalam daftar tersebut antara lain smartphone Apple dan Samsung, merek mobil besar, konsol game, dan suku cadang yang digunakan di berbagai industri.

Langkah itu dilakukan karena sebagian besar perusahaan Barat sekarang telah menghentikan ekspor ke Rusia. Sebaliknya, barang-barang yang dibuat di Rusia juga telah ditarik dari rak-rak di supermarket Inggris, AS, dan Eropa.

Di sisi lain, beberapa merek ritel terkemuka AS dan Inggris mengatakan mereka masih beroperasi di Rusia. Mereka beralasan tidak dapat memaksa operator waralaba independen untuk tutup.

Restaurant Brands International selaku pemilik Burger King mengatakan restoran cepat sajinya masih beroperasi dengan nama mereknya karena mantan mitranya di Rusia menolak untuk tutup. Situasi yang sama juga dialami oleh retail asal Inggris, Marks & Spencer.

No comments:

Post a Comment