Orangtua Seorang Siswi Di Jepang Mendapat Pertanyaan Soal Orientasi Seksual Anaknya Dari Guru Usai Sang Putri Memilih Menggunakan Seragam Celana Untuk Sekolah.
NEGARATOTO - Seorang siswi sekolah menengah pertama pergi ke sekolah dengan setelan seragam dan celana baru usai diberi tahu bahwa murid perempuan bisa memilih untuk tidak mengenakan rok. Tapi ternyata dia adalah satu-satunya gadis yang mengenakan pakaian seperti itu di upacara masuk sekolahnya.
Siswa tersebut telah membeli celana tersebut di toko seragam sekolah terdekat pada bulan Februari sebelum memulai di sekolah yang dikelola kota Osaka pada bulan April. Dia bilang dia suka betapa nyamannya mereka. Namun, suatu hari, ibunya menerima telepon dari wali kelas putrinya.
“Kami hanya mengizinkan individu LGBT atau anak-anak yang membutuhkan perawatan khusus lainnya untuk memakai celana. Apakah putri Anda menderita masalah khusus yang belum dibagikan kepada staf sekolah?" kata guru itu.
Siswa itu diberitahu di toko seragam bahwa dia bisa memilih celana. Karena itu, dia memutuskan untuk membelinya.
“Saya heran kenapa saya tidak mungkin memakai celana, mengingat semua guru perempuan memakainya,” kata siswa tersebut.
Peraturan sekolah menetapkan bahwa perempuan harus mengenakan rok. Siswa hanya dapat memilih celana atau rok ketika anak-anak atau wali mereka menjelaskan masalah pribadi yang melibatkan identitas seksual mereka kepada guru.
Toko seragam tampaknya tidak tahu tentang peraturan dan dengan demikian menjual celana kepada siswa, yang dilaporkan menyebabkan kesalahpahaman. Orangtua siswi itu pun mengkritik pihak sekolah yang melayangkan pertanyaan diskriminatif.
"Seorang guru bertanya kepada seorang siswa apakah mereka LGBT merupakan pelanggaran hak asasi manusia itu sendiri,” kata orangtua murid tersebut.
Operator sekolah akhirnya merevisi aturannya tersebut. Kini semua siswa pun mendapat hak untuk memilih antara rok dan celana tanpa embel-embel alasan orientasi seksual atau yang lainnya.
“Sekarang saya bisa terbuka (pakai celana). Semua orang senang karena mereka bisa memilih mana yang mereka suka," respons murid itu terkait keputusan tersebut.
“Kejadian ini membantu diskusi berlangsung, memungkinkan kami untuk memperkenalkan peraturan sekolah baru yang lebih baik. Mindset operator dan pendidik sekolah harus berubah mengikuti tren zaman," pungkas kepala sekolah.
Pakaian sekolah seperti pelaut secara tradisional ditujukan untuk anak perempuan dan seragam dengan kerah stand-up untuk anak laki-laki di Jepang. Seragam seperti itu dianggap sebagai penekanan pada perbedaan gender.
Oleh karena itu, semakin banyak operator sekolah yang membeli blazer, rok dan celana untuk seragam sekolah mereka. Siswa dapat menambahkan busur atau dasi ke seragam tersebut dengan cara apapun yang mereka suka.
No comments:
Post a Comment