Kebijakan Switch Over Di Stasiun Manggarai Memicu Terjadinya Penumpukan Penumpang. Sementara Itu, Rute Baru KRL Transit Manggarai Itu Pun Dinilai Semakin Menambah Derita Difabel.
NEGARATOTO - PT KAI Commuter sebelumnya hingga kini masih memberlakukan aturan switch over di Stasiun Manggarai hingga menyebabkan kepadatan penumpang. Bahkan imbas penumpukan penumpang tersebut, penyesuaian rute baru KCI sempat menggunakan peron kereta bandara.
Kekinian, pemberlakuan rute baru itu justru menuai kritikan dan dinilai membuat kekacauan di Satsiun Manggarai dan menambah derita difabel. "Telah seminggu, switch over diberlakukan di Stasiun Manggarai, release ini dibuat karena desakan dari mayoritas pengguna KRL, khususnya dari pengguna dari Bogor/Depok yang merasa dirugikan oleh kebijakan SO5 tersebut," ujar Direktur Eksekutif INSTRAN Deddy Herlambang dalam keterangan tertulis, Selasa (7/6).
"Desakan ini dapat dibenarkan karena mayoritas pengguna adalah dari lintas Bogor dan Depok, seingga terjadi 'kekacauan' ketika transit di Stasiun Manggarai, ketika peak pagi atau sore hari," lanjut Deddy.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya pengguna KRL dari Bogor/Depok tidak perlu transit ketika melakukan perjalanan menuju Stasiun Sudirman dan Tanahabang. Akan tetapi, sejak pemberlakukan switch over tersebut, maka penumpang harus transit di Stasiun Manggarai terlebih dahulu.
Deddy pun menilai bahwa hal tersebut juga justru mempersulit penumpang yang harus naik turun tangga dan menambah derita kaum difabel. Ia pun mengungkapkan keluhan dari pengguna transit di Manggarai adalah karena naik turun dari lantai 1 ke 3 dan sebaliknya, sementara akses transit hanya ada tangga manual dan eskalator yang sempit.
"Sehingga sangat tidak nyaman untuk proses transit yang membutuhkan waktu cepat dalam transit 5-7 menit untuk mengejar KRL lintas yang lain," beber Deddy. "Proses transit tersebut menambah derita bagi difabel (disabilitas, manula, ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan bawaan berat."
Mengutip catatan KCI soal jumlah pengguna transit di Manggarai sebanyak 120 ribu per hari, menurut Deddy kemampuan stasiun masih belum layak apabila dilihat dari desai Stasiun Manggarai baru saat ini. Adapun yang dimaksud adalah karena ruang akses transitnya terbatas, jumlah tangga kurang, dan lebar tangga kurang mencukupi.
"Kenyataan seperti ini pun di Manggarai, seperti Stasiun Tanahabang sebagai stasiun lama di kala peak yang juga tidak layak lagi sebagai stasiun transit," tandas Deddy. "Tanahabang kapasitas normal 30 ribu orang per hari dipaksa menampung 100 ribu penumpang per hari."
No comments:
Post a Comment