Yogyakarta Terancam Darurat Sampah Usai Warga Menuntut Penutupan TPST Piyungan. Warga Yang Protes Juga Turut Memblokade Lokasi Hingga Memasang Spanduk.
NEGARATOTO - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta diblokade sejumlah warga. Blokade berlangsung sejak Sabtu (7/5). Akses sampah ke TPST pun ditutup.
"Untuk akses sampah masih kita tutup. (Menuntut) tutup permanen TPST Piyungan," kata Koordinator aksi unjuk rasa, Herwin Arfianto saat dihubungi, Senin (9/5).
Warga menuntut Pemerintah Provinsi DIY menutup permanen TPST Piyungan yang menampung sampah dari Yogyakarta, Sleman, dan Bantul. Menurut Herwin, warga di sekitar TPST Piyungan mengeluhkan bau sampah yang menyengat. Sampah juga mencemari sumber air warga.
"Sumur-sumur warga terdekat aliran limbah sudah tidak layak dikonsumsi. Itu kan perizinan pengolahan, tapi dipakai untuk pembuangan. Itu yang kita tidak setuju," ujar Herwin.
Blokade itu pun dikhawatirkan mengakibatkan sampah tampak menggunung di sejumlah depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta, Selasa (10/5). Selain itu, beberapa TPS bahkan dipasangi spanduk yang berisi pemberitahuan bahwa penampungan sementara ditutup. Namun, sejumlah warga tetap membuang sampah di lokasi.
Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto mengonfirmasi hal tersebut. Ia mengatakan ada sekitar 16 depo dan 70 TPS yang saat ini penuh sampah akibat blokade TPST Piyungan. ada sekitar 1.600 ton sampah yang belum bisa dibuang akibat TPST Piyungan tutup
"Sebenarnya kalau kita berbicara mengenai darurat sampah, kota-kota seperti Yogyakarta sebenarnya sudah memasuki tahap itu," kata Sugeng.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tampaknya memberi lampu hijau bagi Kota Yogyakarta untuk mengirim sampah ke Solo guna diolah menjadi tenaga listrik. Hal itu diharapkan bisa menjadi solusi masalah sampah perkotaan yang tengah terjadi di Kota Yogyakarta.
Pasalnya saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) tengah mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo di Mojosongo. Jika PLTSa tersebut beroperasi, Kota Solo dipastikan akan 'mengimpor' sampah dari daerah lain di masa mendatang.
"(Yogyakarta) juga bisa. Nanti bisa dikerjasamakan dengan berbagai kota," pungkasnya, Selasa (10/5).
No comments:
Post a Comment