Breaking

Monday, March 21, 2022

Rusia Terus Gempur Mariupol, Korban Tewas Dikubur di Pinggir Jalan

Negaratoto - Kota Mariupol yang terletak di Ukraina bagian timur terus digempur pasukan Rusia sejak invasi dimulai 24 Februari lalu. Warga kota Mariupol pun terpaksa memakamkan orang-orang yang meninggal di pinggir jalanan setempat.

Seperti dilansir Reuters, Senin (21/3/2022), salah satunya Andrei yang sibuk memakamkan jenazah sejumlah tetangganya di pemakaman dadakan di pinggir jalanan, berseberangan dengan sebuah blok apartemen yang digempur pasukan Rusia.

Andrei menuturkan bahwa sejumlah tetangganya tidak tewas akibat gempuran Rusia, namun meninggal akibat penyakit yang diperburuk oleh situasi Mariupol yang dikepung oleh pasukan Rusia, yang membuat mereka selama beberapa pekan terakhir tidak bisa mendapatkan bantuan medis.

"Bom tidak membunuh mereka, tapi semuanya ini ... situasinya -- berada di ruang bawah tanah, kurangnya aktivitas fisik, stres, juga cuaca yang dingin," tutur Andrei.

Di dekat lokasi Andrei menguburkan tetangganya, terdapat sejumlah jenazah yang ditutupi selimut yang sudah kotor. Beberapa orang tampak berjalan dengan susah payah sambil membawa barang bawaan mereka yang disimpan di dalam kantong plastik atau kotak kardus.


Andrei menuturkan bahwa dirinya dan teman-temannya disarankan oleh militer Ukraina untuk menyimpan jenazah korban tewas di dalam ruang bawah tanah yang dingin. Namun dia menyebut bahwa ruang bawah tanah kini dipenuhi orang-orang yang berlindung dari gempuran Rusia.

"Saya harap akan ada semacam pemakaman ulang dan ini hanyalah sementara," imbuhnya, sembari menunjuk ke lubang di tanah.

Selain Andrei, ada Irina Chernenko yang sudah 11 hari tinggal di ruang bawah tanah. Dia mengaku tidak tahu hingga kapan bisa bertahan hidup seperti ini.

"Kami berharap yang terbaik -- untuk hidup seperti manusia. Blok apartemen hancur, semuanya hancur. Ke mana kita bisa pergi dari ruang bawah tanah? Kami memasak dengan api unggun. Sekarang kami memiliki sejumlah makanan dan sejumlah kayu bakar. Dalam sepekan kami tidak memiliki apa-apa, tidak ada makanan sama sekali," tuturnya.

Diketahui bahwa selama lebih dari dua pekan terakhir, sekitar 400.000 orang terjebak di Mariupol yang merupakan kota pelabuhan strategis di tepi Laut Azov. Otoritas setempat menyebut bahwa mereka yang terjebak di kota itu hanya memiliki sedikit akses terhadap air bersih, makanan, pemanas juga pasokan listrik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuturkan pada Sabtu (19/3) lalu, bahwa pengepungan yang dilakukan pasukan Rusia terhadap kota Mariupol merupakan 'teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang'.

Pada Minggu (20/3) waktu setempat, Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan kelompok yang disebut 'nasionalis Ukraina' atas apa yang disebutnya sebagai 'bencana kemanusiaan' di Mariupol dan memberikan waktu kepada kota Mariupol hingga Senin (21/3) pagi untuk menyerah kepada pasukan Rusia.

Kantor berita Rusia, TASS News Agency, melaporkan bahwa sekitar 59.000 orang telah dievakuasi dari Mariupol dalam tiga hari terakhir.

No comments:

Post a Comment