NEGARATOTO - Oleksandra dan empat anjing penyelamat berlindung di kamar mandi di apartemennya di Kharkiv sejak penembakan dimulai.
"Ketika saya mendengar ledakan pertama, saya lari keluar rumah untuk menyelamatkan anjing-anjingku dari kandangnya di luar. Orang-orang panik, meninggalkan mobil mereka. Saya sangat takut," ujarnya, dikutip dari BBC, Minggu (6/2).
Perempuan 25 tahun ini rutin menelpon ibunya yang tinggal di Moskow. Tapi dalam obrolan itu, dan bahkan setelah mengirim video dari kotanya yang dibombardir, Oleksandra tak bisa meyakinkan ibunya bahwa dia dalam bahaya.
"Saya tidak ingin menakut-nakuti orang tua saya, tapi saya mulai menceritakan padanya secara langsung bahwa warga sipil dan anak-anak mati," jelasnya.
"Tapi walaupun mereka mengkhawatirkanku, mereka masih masih mengatakan itu mungkin terjadi hanya karena kecelakaan, bahwa tentara Rusia tidak akan pernah menyasar warga sipil. Bahwa Ukrainalah yang membunuh rakyanya sendiri."
Hal biasa bagi warga Ukraina memiliki keluarga di Rusia. Tapi bagi beberapa orang, seperti Oleksandra, keluarga Rusianya memiliki pemahaman yang berlawanan terkait perang ini. Oleksandara yakin itu karena berita yang disampaikan media Rusia yang sangat dikendalikan dengan ketat.
Oleksandra mengatakan ibunya hanya mengulang-ulang narasi apa yang dia dengar di saluran TV Rusia.
"Itu sungguh menakutkanku ketika ibuku mengutip TV Rusia. Mereka mencuci otak orang-orang. Dan orang-orang mempercayai mereka," kata Oleksandra.
"Orang tuaku mengerti bahwa beberapa tindakan militer terjadi di sini. Tapi mereka mengatakan: 'Rusia datang untuk membebaskan kalian. Mereka tidak akan merusak apapun, mereka tidak akan menyentuh kalian. Mereka hanya menargetkan pangkalan-pangkalan militer'."
Saat BBC mewawancarai Oleksandra, penggempuran terus berlanjut. Koneksi internet lemah, dan wawancara dilanjutkan melalui pesan suara.
"Saya hampir lupa kesenyapan itu seperti apa kedengarannya. Mereka menggempur tanpa henti," ujarnya.
Tapi di saluran-saluran TV Rusia pada hari yang sama, tidak ada yang menyebut soal serangan rudak yang menyasar distrik pemukiman di Kharkiv, tak ada kematian warga sipil, maupun soal empat orang yang terbunuh saat mengantre air.
Media Rusia mengatakan ancaman bagi warga sipil Ukraina tidak datang dari pasukan bersenjata Rusia, melainkan dari nasionalis Ukraina yang menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Saluran TV pemerintah Rusia membenarkan perang dengan menyalahkan agresi Ukraina, dan terus menyebut perang ini sebagai "operasi khusus pembebasan". Media Rusia manapun yang menggunakan kata-kata seperti "perang", "invasi", atau "serangan", diblokir regulator media Rusia karena menyebarkan "informasi palsu terkait tindakan personel militer Rusia" di Ukraina.
Dan saat ini, UU baru disahkan Parlemen Rusia yang berarti orang yang menyebarkan informasi "palsu" terkait pasukan militer Rusia bisa dipenjara sampai 15 tahun.
Beberapa orang Rusia turun ke jalan berunjuk rasa menentang perang, tapi unjuk rasa ini tidak diliput saluran televisi pemerintah.
"Ayahku tak mempercayaiku"
Mykhailo, pemilik restoran ternama di Kiev, tak punya waktu menonton liputan TV Rusia soal invasi ini. Ketika Kiev digempur pasukan Rusia, dia dan istrinya fokus bagaimana melindungi putri mereka yang berusia enam tahun dan putra mereka yang masih bayi.
Pada malam hari, anak-anaknya bangun karena suara ledakan dan menangis tanpa henti. Keluarganya memutuskan pindah ke pinggir kota Kiev lalu melarikan diri ke luar negeri.
Mereka menuju ke Hungaria, di mana Mykhailo meninggalkan istri dan anak-anaknya dan kembali ke Ukraina Barat untuk ikut berperang.
Ayahnya bekerja di sebuah biara di dekat Nizhny Novgorod di Rusia. Dia menelepon ayahnya dan menjelaskan apa yang terjadi. Ayahnya menjawab bahwa itu tidak benar; tidak ada perang dan faktanya, orang-orang Rusia menyelamatkan Ukraina dari Nazi.
Mykhailo mengatakan dia merasa dia paham dengan kekuatan propaganda Rusia, tapi ketika dia mendengarnya dari ayahnya, dia putus asa.
"Ayahku sendiri tidak mempercayaiku, tahu bahwa saya di sini dan melihat segalanya dengan mataku sendiri. Dan ibuku, mantan istrinya, juga mengalami hal ini," jelasnya.
"Dia (ibu) bersembunyi bersama nenekku di kamar mandi, karena bombardir."
Narasi anti-Barat
Media Rusia telah dikontrol ketat selama bertahun-tahun dan para penonton diberikan pandangan yang tidak kritis terkait Rusia dan tindakannya di seluruh dunia.
"Narasi negara hanya menunjukkan Rusia sebagai orang baik," kata Dr Joanna Szostek, seorang ahli Rusia dan komunikasi politik di Universitas Glasgow.
"Bahkan kisah yang mereka ceritakan tentang Perang Dunia II, Perang Patriotik Besar, Rusia tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Dan inilah mengapa mereka tidak akan mempercayainya sekarang."
Sebagian besar orang Rusia, lanjut Szostek, tidak mencari sudut pandang yang lain. Dia percaya narasi satu sisi yang sangat kritis terhadap Barat ini membantu menjelaskan mengapa orang Rusia bisa memiliki pandangan berlawanan dengan keluarga mereka di negara tetangganya.
"Orang-orang yang mengkritik Rusia sejak lama ditampilkan sebagai pengkhianat atau agen asing; pengkritik adalah agen asing yang bekerja untuk Barat. Jadi Anda bahkan tidak mempercayai putri Anda sendiri," jelas Szostek.
No comments:
Post a Comment