Breaking

Wednesday, March 30, 2022

Jawaban Mitos Seputar TBC, Cek di Sini untuk Penanganan Tepat dan Cepat

 

Pandemi yang terjadi selama dua tahun terakhir menjadi tantangan bagi masyarakat di Tanah Air. Pencegahan dan penanganan wabah Covid-19 pun menjadi fokus perhatian masyarakat. Padahal, selain Covid-19, ada masalah kesehatan lain di Indonesia yang juga berdampak langsung ke sisi medis, sosial, ekonomi, dan budaya. 

Adalah tuberkulosis atau TBC dengan gejala batuk. Ya, batuk yang dialami setiap pasien pun tak selalu dikarenakan oleh infeksi virus Covid-19, melainkan bisa muncul karena infeksi bakteri TBC. Hal ini semakin keruh karena stigma yang beredar luas di masyarakat Indonesia terhadap pasien TBC. 

Sayangnya, pasien TBC kerap mendapatkan diskriminasi sehingga mereka semakin minder. Hal ini pun berdampak terhadap diri pasien karena stigma dan sejumlah mitos soal TBC yang diyakini sebagian masyarakat Indonesia. 

Beberapa stigma dan mitos terkait penyakit TBC mulai dari penyakit turunan, penyakit orang dengan kelas ekonomi ke bawah, hingga penyakit yang disebabkan karena guna-guna. Deretan hal tersebut tentunya harus dibongkar dengan penyampaian informasi yang tepat.

Maka dari itu, masyarakat perlu edukasi yang lengkap sehingga mereka bisa mendapatkan penanganan cepat sebagai langkah preventif mengurangi risiko TBC. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan kampanye #TOSSTBC (Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh). 

Selain itu, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) juga menggelar kampanye komunikasi digital #141CekTBC dengan tujuan untuk menyingkirkan segala hambatan edukasi mengenai TBC. Kampanye ini didasari fakta bahwa Indonesia merupakan wilayah endemis TBC yang terus memerlukan promosi kesehatan, untuk mencari pelayanan kesehatan yang tepat. 

Dikutip laman Covid.go.id, gejala TBC yang harus ditangani diawali dengan pemeriksaan yang tepat dapat dilakukan ketika seseorang mengalami gejala batuk berdahak disertai bercak darah sampai dengan 14 hari atau lebih, demam kurang dari 38 derajat celsius, sesak napas, berat badan menurun, serta berkeringat di malam hari.

Berkaitan dengan TBC, seseorang dengan infeksi TB yang menunjukkan gejala di atas, harus melalui pemeriksaan dengan metode Tes Cepat Molekuler (TCM). Sementara Covid-19 diagnosis infeksi dilakukan melalui tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Meski demikian, TBC juga bisa menggunakan PCR TBC atau tes darah, namun hasilnya kurang sensitif. Maka dari itu, gold standart diagnosis TBC harus melalui pemeriksaan TCM dengan sampel dahak. 

Untuk itu, masyarakat seharusnya tidak lagi khawatir untuk dilabeli ‘terinfeksi COVID-19’ saat pergi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari gejala-gejala yang dialami, terlebih seperti gejala batuk berdahak sampai 14 hari atau lebih. 

Perlu juga diingat bahwa pengobatan TBC bisa dilakukan ketika sudah mendapatkan pemeriksaan yang tepat dan menyeluruh, dengan catatan yaitu pengobatan harus dilakukan sesuai dengan arahan dan anjuran dari dokter serta disiplin dalam konsumsi obat-obatan tersebut. Dengan begitu, pasien TBC bisa sembuh total. 

Dapatkan Informasi Lengkap Soal TBC

Lantaran mitos-mitos soal TBC yang beredar di masyarakat terlanjur diyakini, alhasil sebagian lainnya juga ikut-ikutan percaya dengan berbagai mitos tersebut. Hal ini menjadi salah satu hambatan pengobatan TBC di Indonesia. 

Maka dari itu, kampanye komunikasi digital #141CekTBC hadir untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi lengkap soal TBC. Kini masyarakat dengan mudah dapat memanfaatkan teknologi digital, dengan mengunjungi situs https://141.stoptbindonesia.org. 

Di situs tersebut, masyarakat bisa mendapatkan informasi lengkap soal TBC. Mulai dari mengetahui cara mencegah penularan TBC, sampai mengetahui cara mendapatkan pemeriksaan yang tepat untuk gejala TBC. 

Selain itu, situs tersebut juga membantu masyarakat untuk menggunakan berbagai fiturnya, salah satunya adalah fitur Chatbot 141CekTBC. Dengan fitur Chatbot 141CekTBC, masyarakat bisa mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat. Ditambah lagi, masyarakat juga bisa terhubung langsung oleh dokter melalui Halodoc serta komunitas TBC terdekat. 

Selain situs tersebut, masyarakat bisa dengan mudah menggunakan fitur Chatbot 141CekTBC melalui chat WhatsApp 08119961141. Dengan berbagai kemudahan ini, masyarakat sudah tidak punya lagi alasan untuk tidak datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri jika mempunyai gejala TBC. 

Untuk diketahui, kampanye komunikasi digital #141CekTBC membawa informasi yang komprehensif tentang TBC, sehingga harapannya, tidak ada lagi masyarakat yang ragu untuk memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan karena terpaku oleh stigma atau mitos-mitos yang beredar. 

Satu yang bisa digaris bawahi adalah hal fundamental dari kampanye komunikasi digital #141CekTBC ini adalah semangat untuk membantu masyarakat Indonesia mempunyai taraf kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik daripada sebelumnya. 

Nah, jika 14 Hari Batuk Tak Reda? 1 Solusi, Cek Dokter Segera! Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs STPI dan TB Indonesia, serta follow akun Instagram @stoptb.

No comments:

Post a Comment