Breaking

Tuesday, March 1, 2022

Dua Konglomerat Rusia 'Ngamuk', Minta Putin Akhiri Perang dengan Ukraina


Negaratoto - Miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska telah memutuskan hubungan baik dengan Pemerintahan Rusia dan menyerukan agar invasi Rusia di Ukraina segera diakhiri.

Dilansir CNN, Selasa (1/2/2022), Fridman, yang lahir di Ukraina barat, menulis dalam sebuah surat kepada staf di Kremlin bahwa dia ingin pertumpahan darah segera diakhiri.

"Orang tua saya adalah warga negara Ukraina dan tinggal di Lviv, kota favorit saya. Tetapi saya juga telah menghabiskan sebagian besar hidup saya sebagai warga negara Rusia, membangun dan mengembangkan bisnis. Saya sangat terikat dengan orang-orang Ukraina dan Rusia dan melihat konflik saat ini sebagai tragedi bagi keduanya," tulis Fridman dalam surat itu.

"Krisis ini akan merenggut nyawa dan merusak dua negara yang telah bersaudara selama ratusan tahun. Sementara solusi tampaknya sangat jauh, saya hanya dapat bergabung dengan mereka yang keinginannya kuat untuk mengakhiri pertumpahan darah," tambahnya.

Fridman adalah Chairman dari Alfa Group, konglomerat swasta yang beroperasi terutama di Rusia dan negara-negara bekas Soviet. Bisnisnya mencakup produksi perbankan, asuransi, ritel, dan air mineral. Fridman tercatat memiliki kekayaan bersih US$ 11,4 miliar, menurut Indeks Miliarder Bloomberg.


Miliarder itu juga merupakan Chairman dari Alfa Bank, perusahaan jasa keuangan terbesar keempat di Rusia dan bank swasta terbesarnya. Bank Alfa pekan lalu terkena sanksi yang mencegahnya mengumpulkan uang melalui pasar AS.

Seruan Fridman untuk perdamaian digaungkan juga oleh Deripaska, seorang miliarder yang kaya raya di bisnis aluminium. "Perdamaian sangat penting! Negosiasi harus dimulai sesegera mungkin!" tulis Deripaska dalam sebuah postingan di Telegram.

Dia juga membahas situasi ekonomi karena rubel runtuh dan pasar saham Rusia gagal dibuka untuk perdagangan. "Saya benar-benar ingin klarifikasi dan komentar yang masuk akal tentang kebijakan ekonomi untuk tiga bulan ke depan," kata Deripaska.

Dia menambahkan bahwa keputusan bank sentral untuk secara dramatis menaikkan suku bunga dan memaksa perusahaan untuk menjual mata uang asing adalah ujian berat.

"Perlu untuk mengubah kebijakan ekonomi, (kita) perlu mengakhiri semua kapitalisme negara ini," tambahnya.

Deripaska sendiri muncul dari perebutan aset yang kacau setelah runtuhnya Uni Soviet. Total kekayaannya diperkirakan Forbes mencapai US$ 28 miliar pada 2008. Pada 2018, ia dikenai sanksi oleh AS.

Oligarki Rusia menghadapi kekacauan ekonomi dan hukuman oleh Barat setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke Ukraina pekan lalu. AS dan sekutunya termasuk Inggris telah menanggapi dengan menargetkan orang-orang kaya yang dekat dengan Kremlin dengan sanksi.

AS bahkan menargetkan keluarga konglomerat, sebuah langkah baru yang bertujuan mengikis dukungan untuk Putin di kalangan elit Rusia. Pekan lalu, Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kepada putra dua pejabat terdekat Putin.

No comments:

Post a Comment