Banjir merendam Desa Long Lalang, Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sekitar 60 pekerja proyek jembatan Belayan di desa itu dikabarkan terjebak banjir. Basarnas diterjunkan ke lokasi untuk proses evakuasi.
Banjir mulai terjadi Minggu (23/1) sore kemarin sekira pukul 17.00 WITA. Di lokasi, tengah berlangsung proyek Jembatan Belayan yang dibangun sebagai salah satu akses umum di daerah setempat.
"Proses evakuasi warga dilakukan ke kawasan lebih tinggi di Desa Long Lalang," kata Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Kelas A Balikpapan, Basri, Senin (24/1).
Namun demikian, karena ketinggian banjir terus merangkak naik di desa itu, ada puluhan pekerja proyek jembatan yang terjebak di banjir itu.
"Desa itu terisolasi banjir. Sehingga 60 pekerja proyek tidak bisa memperoleh bahan makanan dan obat-obatan," ujar Basri.
Sementara ini, operasi SAR dilakukan oleh perusahaan PT BUMA dan PT Waagner Biro Indonesia. "60 pekerja itu dari PT Waagner Biro Indonesia," sebut Basri.
"Kami memberangkatkan rescuer Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda ke lokasi (Desa Long Lalang) di Tabang sekira jam 1 siang ini. Diperkirakan tiba sekitar jam 7 malam ini," tambah Basri.
Pusdalops BPBD Kalimantan Timur melansir, 60 pekerja itu memang terjebak banjir di Desa Long Lalang dengan ketinggian air hingga 1 meter. Namun hingga pukul 14.30 WITA siang ini sudah tertangani pihak perusahaan.
"Informasi dari Kapolsek, sudah tertangani menggunakan speedboat perusahaan ke desa itu. Hanya saja belum bisa dipastikan apakah para pekerja ini dievakuasi atau bantuan makanan dan obat-obatan didistribusikan kepada para pekerja itu. Kami akan perbarui informasi ini," kata Petugas Pusdalops BPBD Kaltim Muriono.
Dikonfirmasi merdeka.com, Kapolsek Tabang Iptu Joko Sulaksono memastikan 60 pekerja kini sudah dievakuasi.
Banjir juga menyebabkan sekitar 15 ribu jiwa terdampak. Meluapnya sungai Belayan terjadi usai hujan lebat Sabtu (22/1). Tiga desa yang terendam banjir adalah Desa Sidomulyo, Desa Gunung Sari serta Desa Umaq Dian.
Selain merendam bangunan Polsek Tabang, banjir juga merendam antara lain bangunan sekolah, tempat ibadah, Koramil, hingga Puskesmas di Tabang.
"Meski ketinggian air turun sekitar 50 cm, ruas jalan provinsi maupun bagi warga bermukim di DAS (Daerah Aliran Sungai) Belayan masih ada yang terdampak. Ya, sungai masih meluap," beber Muriono.
Dari tiga desa yang terdata, dari 11 desa yang kebanjiran, dilaporkan lebih dari 15 ribu jiwa terdampak banjir.
"Jumlah jiwa terdampak 15.623 jiwa atau sekira 5.208 kepala keluarga mulai Sabtu malam sampai laporan sore ini," ujar Muriono.
No comments:
Post a Comment