Tuesday, January 10, 2023

Histori 10 Gempa Merusak di Maluku, Kekuatan M 5,6 hingga M 8,1


NEGARATOTOBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir data historis gempa bumi merusak terjadi di wilayah Maluku. Total telah terjadi 10 kali gempa merusak di wilayah itu sejak 1983.

Dalam pernyataan resminya, BMKG, Selasa (10/1), wilayah Maluku pernah mengalami gempa merusak pada tahun 1983 dengan magnitudo 8,1, 1987 (M 6,8), 1992 (M 7), 1995 (M 7), 1998 terjadi dua kali gempa M 6,5 dan M 7. Kemudian, pada 2005 berkekuatan M 7,1, kemudian pada 2009 (M 7,2), 2019 (M 7,7), 2021 (M 5,6).

Pada tahun 2023, wilayah Maluku kembali mengalami gempa yang masuk dalam kategori merusak dengan magnitudo 7,9 di pantai utara Maluku Barat Daya pada pukul 00.47 WIB, Selasa (10/1).

Dini hari tadi, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Maluku dan Sulawesi Tenggara menyusul gempa itu. Pada pukul 3.43 WIB, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami telah berakhir.

Masyarakat Diminta Tenang

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar penghitungan waktu kedatangan tsunami hingga dua jam setelah peristiwa gempa. Pihaknya juga tidak menemukan kenaikan signifikan titik muka air laut di empat titik.

"Berdasarkan observasi dengan metode tide gauge di empat lokasi sekitar gempa, yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan," katanya.

Mengingat peringatan dini tsunami telah berakhir, ia mengimbau agar masyarakat di wilayah pesisir untuk dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.

Selain itu, BMKG meminta masyarakat untuk menghindari berada di bawah bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Sebelum kembali ke rumah, masyarakat diminta memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan.

No comments:

Post a Comment