Breaking

Tuesday, November 1, 2022

Ketahui Gejala Diabetes Insipidus, Gangguan Hormon untuk Atur Kadar Cairan Tubuh

 

Negaratoto Diabetes insipidus merupakan kondisi yang ditandai dengan selalu merasa haus dan sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Bahkan bisa mencapai 20 liter dalam satu hari. Diabetes insipidus memiliki gejala utama yang mirip dengan diabetes militus. Meski begitu, kedua kondisi tersebut memiliki perbedaan.

Meski sama-sama menyebabkan gejala sering minum dan buang air kecil, diabetes insipidus tidak berkaitan dengan kadar gula dalam darah. Munculnya diabetes insipidus juga tidak berkaitan dengan pola gaya hidup ataupun pola makan seperti diabetes militus pada umumnya.

Apabila dibanding dengan diabetes militus, diabetes insipidus cukup jarang terjadi. Diperkirakan, penyakit ini hanya terjadi pada 1 dari 25 ribu orang. Walaupun jarang terjadi, masyarakat harus tetap waspada dan mencari tahu mengenai diabetes insipidus ini.

Lantas bagaimana gejala diabetes insipidus gangguan hormon untuk mengatur cairan tubuh yang perlu diketahui? Melansir dari Alodokter, Selasa (1/11), simak ulasan informasinya berikut ini.

Penyebab Diabetes Insipidus

Sebelum membahas gejala diabetes insipidus, ada baiknya untuk mengetahui penyebab penyakit ini terlebih dahulu. Diabetes insipidus terjadi akibat adanya gangguan pada hormon khususnya yang membantu mengatur kadar cairan dalam tubuh.

Gangguan ini menyebabkan produksi urine menjadi berlebih. Sehingga penderita diabetes insipidus menjadi lebih sering buang air kecil dan dalam jumlah banyak. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gangguan pada hormon tersebut yaitu kelainan genetik, efek samping obat dan tumor otak.

Diabetes insipidus ditandai dengan jumlah urine yang berlebih. Pada umumnya, seseorang mampu mengeluarkan 1-2 liter urine atau buang air kecil sebanyak 4-7 kali dalam satu hari. Namun pada penderita diabetes insipidus, mereka bisa mengeluarkan 3-20 liter urine dan buang air kecil setiap 15-20 menit dalam satu hari.

Penyebab Diabetes Insipidus Kranial

Diabetes ini terjadi akibat adanya kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus. Hipotalamus merupakan bagian otak yang memproduksi hormon antidiuretik (ADH) yang berfungsi membatasi pembuangan cairan tubuh dalam bentuk urine sesuai tingkat kebutuhan cairan tubuh pada saat itu. Sedangkan, kelenjar pituitari adalah organ tempat penyimpanan ADH.

Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari adalah sebagai berikut:

  • Tumor otak
  • Cedera kepala berat
  • Operasi otak atau kelenjar pituitari
  • Kelainan genetik, seperti sindrom Wolfram
  • Infeksi otak, seperti ensefalitis atau meningitis
  • Kerusakan otak akibat kekurangan aliran darah atau oksigen, misalnya karena stroke dan tenggelam
  • Penyebab Diabetes Insipidus Nefrogenik
    Diabetes ini terjadi akibat kelainan pada struktur ginjal. Sehingga membuat ginjal tidak mampu merespon ADH dengan baik. Kelainan ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik yang dialami sejak lahir. Diabetes insipidus nefrogenik juga bisa disebabkan oleh penyakit lain yang berkembang setelah dewasa, seperti:

    • Penyumbatan saluran kemih
    • Hiperkalsemia (kadar kalsium berlebih)
    • Hipokalemia (kadar kalium berlebih)
    • Penyakit ginjal kronis
    • Efek samping penggunaan lithium jangka panjang
    • Penyebab Diabetes Insipidus Dipsogenik

      Diabetes ini akibat dari gangguan pada pengiriman sinyal rasa haus dari otak. Gangguan inilah yang menyebabkan para penderita selalu merasa sangat haus. Sehingga Ia akan minum dalam jumlah yang banyak melebihi kebutuhannya.

      Sama seperti diabetes insipidus kranial, gangguan pada pengiriman sinyal rasa haus di otak ini bisa terjadi akibat dari kondisi sebagai berikut:

      • Cedera kepala
      • Infeksi atau peradangan
      • Tumor otak
      • Operasi otak


      Penyebab Diabetes Insipidus Gestasional
      Diabetes ini hanya dialami oleh ibu hamil. Kondisi diabetes insipidus gestasional ini dapat terjadi saat plasenta menghasilkan enzim yang mampu merusak ADH. Bukan hanya itu, meningkatnya produksi prostaglandin juga dapat menyebabkan ginjal menjadi kurang sensitif terhadap ADH.

      Diabetes ini jarang terjadi dan biasanya dapat sembuh setelah wanita melahirkan. Akan tetapi, kondisi tersebut bisa berulang di kehamilan selanjutnya.

    • Gejala Diabetes Insipidus

      Setelah mengetahui penyebabnya, kini saatnya membahas gejala diabetes insipidus. Terdapat beberapa keluhan yang pada umumnya dialami oleh penderita diabetes insipidus. Adapun keluhan atau gejala diabetes insipidus sebagai berikut:

      • Selalu merasa sangat haus meski sudah minum banyak air
      • Sering buang air kecil dalam jumlah banyak, baik di siang maupun malam hari
      • Urine berwarna pucat atau tidak berwarna
      • Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil atau malah mengompol saat sedang tidur
      • Sulit berkonsentrasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari
      • Lelah
      • Mudah marah


      Gejala diabetes insipidus pada bayi dan anak-anak memungkinkan untuk sulit dikenali. Terlebih apabila mereka belum bisa berkomunikasi dengan baik. Akan tetapi, anak-anak dengan kondisi ini pada umumnya akan menunjukkan keluhan atau gejala sebagai berikut:

      • Suhu tubuh tinggi atau hipertermia
      • Mengompol saat sedang tidur
      • Rewel atau mudah marah
      • Kehilangan selera makan
      • Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
      • Sulit tidur
      • Sembelit
      • Muntah
      • Selalu merasa lelah dan letih
      • Pertumbuhan lebih lambat dari anak seusianya

No comments:

Post a Comment