Negaratoto - Netflix kembali menyiarkan serial dokumentasi berdasarkan kisah nyata kriminal. Dibuat oleh pencipta The Tinder Swindler, kali ini fokusnya adalah pada sosok bernama Hunter Moore, pendiri website IsAnyoneUp.com, dengan judul The Most Hated Man on the Internet atau pria paling dibenci di internet.
Serial ini membahas sepak terjang Moore dan para korbannya, yang berhasil membawanya ke pengadilan. Jadi apa kisahnya dan mengapa Moore disebut pria paling dibenci di internet?
Seperti dikutip dari Metro, Jumat (5/8/2022) Moore yang saat ini berusia 36 tahun tumbuh besar di kawasan Woodland, California. Pada tahun 2010, dia membuat website bernama IsAnyoneUp.
Di situ, dia memajang foto mesum para wanita tanpa seizin mereka, lengkap dengan link menuju profil di Twitter atau Facebook. Foto-foto itu banyak yang berasal dari pria yang mengirimkan potret mantan pacarnya dalam pose cabul.
Banyak wanita yang fotonya dipajang jelas merasa malu dan marah besar, sebagian mengklaim foto itu diretas oleh mantan pacarnya. Moore mengklaim websitenya mendapat 30 juta page views per bulan.
Tak pelak, Moore akhirnya menghadapi banyak gugatan hukum dan diinvestigasi FBI. Bahkan dia ditusuk dengan pena oleh salah satu wanita yang fotonya dipajang di situs. Moore sempat tinggal bersama neneknya karena khawatir dibunuh.
Website itu akhirnya ditutup dan seluruh kontennya dihapus. Moore pun mendapat julukan sebagai pria paling dibenci di internet oleh media Rolling Stones yang memuat profilnya di tahun 2012.
Adalah Charlotte Laws, salah seorang korban Moore, menyelidiki sendiri sepak terjang Moore dan mengumpulkan bukti dari sekitar 40 korban. Ia lalu melaporkan temuannya pada FBI dan menjadi salah satu kunci penangkapan Moore.
Pada tahun 2015, Hunter Moore dinyatakan bersalah dan dihukum selama 2,5 tahun penjara. Setelah bebas di tahun 2017, ia masih diawasi oleh aparat selama 3 tahun lamanya.
Seperti halnya sosok Simon Leviev di serial Tinder Swindler, Moore kini manusia bebas. Dia mengaku tidak menyesali perbuatannya, bahkan merasa bangga.
Moore juga sebenarnya akan dilibatkan dalam pembuatan serial mengenai dirinya itu namun kemudian batal. "Saat kami mengembangkannya, awalnya dia setuju untuk ambil bagian, tapi kemudian memutuskan tidak," kata produser.
"Ketika Moore hengkang, saya awalnya kecewa tapi kemudian berubah pikiran dan sangat senang kami pada akhirnya menceritakan serial ini melalui narasi dari Charlotte Laws," tambah dia.
No comments:
Post a Comment