Negaratoto - Thailand telah membuka gerbang internasional seperti sebelum pandemi. Namun mereka ingin pariwisata mereka tidak ingin menjual pariwisata mereka dengan diskon.
Pemerintah Thailand mengingatkan pengelola hotel, bisnis wisata, rumah sakit swasta untuk menahan diri tidak mengumbar diskon demi menarik para wisatawan. Pemerintah ingin para pegiat wisata fokus pada peningkatan nilai wisata premium.
Diberitakan Reuters, Jumat (8/7/2022) imbauan itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Anutin Charnvirakul di bandara internasional utama Bangkok untuk mempromosikan pariwisata.
"Kami tidak bisa membiarkan orang datang ke Thailand dan mengatakan karena murah. Sebaliknya, mereka harus mengatakan 'itu sepadan, itu masuk akal' dan di situlah kita dapat meningkatkan nilai," katanya.
Baca juga: Negara Asal Lambat Perbarui Syarat Terbang, Turis Ini Gagal Liburan ke Thailand
Anutin pun menyinggung pendekatan yang dilakukan oleh jenama fashion mewah Louis Vuitton.
"Tahan. Jual premium. Semakin mahal, semakin banyak pelanggan. Jika tidak, Louis Vuitton tidak akan memiliki penjualan," kata dia.
Sebagai salah satu tujuan wisata populer di Asia, Thailand pada tahun 2019 memecahkan rekor menyambut hampir 40 juta wisatawan. Thailand pun mendapatkan pemasukan dari belanja turis USD 53,53 miliar.
Namun karena pandemi, Thailand juga menjadi salah satu negara yang kehilangan pemasukan dari sektor wisata yang cukup besar. Pada tahun 2020 mereka hanya mendapat 6,7 juta turis dan 2021 hanya 438 ribu orang. Mereka pun memperkirakan tahun ini mendapatkan 10 juta kunjungan.
Awal tahun ini, Thailand meluncurkan program visa jangka panjang untuk turis asing tajir dan pekerja profesional dan tetap berpegang pada rencananya untuk memikat pengunjung dengan pengeluaran tinggi. Meskipun mereka ada banyak pekerjaan dan kerugian bisnis di bidang pariwisata selama pandemi.
Thailand telah menerima sekitar 2 juta pengunjung asing dalam enam bulan pertama tahun ini. Ini menjadi kebangkitan yang stabil setelah industri pariwisatanya hampir runtuh karena pandemi dan selama 18 bulan menerapkan persyaratan masuk yang rumit dan mahal.
No comments:
Post a Comment