Negaratoto - Kasus penembakan brutal di Sekolah Dasar (SD) Robb, Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS) yang menewaskan 21 orang menyisahkan perih. Keluarga para korban pun berbagi kisah kenangan terakhirnya.
Sebagaimana diketahui, melansir dari AFP, kejadian itu terjadi pada Selasa (24/5/2022). Sekolah itu berisi lebih dari 500 siswa, sebagian Hispanik, dan siswa yang kurang beruntung secara ekonomi dari kelas dua hingga kelas empat.
Pelaku penembakan adalah pria berusia remaja 18 tahun bernama Salvador Ramis. Dia adalah penduduk sekitar yang juga berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS).
Mengutip dari BBC, Kepala Polisi Distrik Uvalde, Pete Arredondo, mengatakan penembakan dimulai pada 11.32 waktu setempat.
Akibat penembakan tersebut, banyak korban yang berjatuhan. Sejumlah 21 orang dinyatakan tewas, 18 anak-anak, dan 3 orang dewasa.
Kisah Keluarga Korban
Seperti dilansir dari CNN, Kamis (26/5/2022) Tess Marie Mata (10) telah diidentifikasi sebagai salah satu korban yang terbunuh di Robb Elementary. Hal ini dipastikan oleh saudara perempuannya saat diwawancarai Washington Post.
Faith Mata, seorang mahasiswa di Texas State University, mengatakan kepada Post bahwa Tess duduk di kelas 4 SD. Adiknya itu gemar berjoget di TikTok. Selain itu, Tess juga menyukai Ariana Grande, dan Houston Astros.
Bocah 10 tahun itu saat ini disebut sedang menabung agar seluruh keluarga bisa pergi ke Disney World.
"Malaikatku yang berharga, kamu sangat dicintai. Di mataku, kamu bukan korban tetapi penyintas. Aku selalu mencintaimu dan melewati selamanya adik perempuanku, semoga sayapmu terbang lebih tinggi dari yang pernah kau impikan," tulis Mata di Twitter.
Sementara itu, Angel Garza, ayah dari Amerie Jo Garza, yang juga korban tewas, menceritakan peristiwa ini kepada Anderson Cooper dari CNN. Dia mengatakan saat itu putrinya berusaha membantu teman-teman sekelasnya saat serangan berlangsung.
"Dia hanya mencoba melakukan hal yang benar," katanya.
"Dia hanya mencoba menelepon polisi, itu saja," imbuhnya.
Sang ayah mengatakan putrinya telah menerima hadiah ulang tahun berupa ponsel dua minggu lalu.
"Dia baru saja mendapatkan ponselnya. Dia sudah lama menginginkan ponsel, dan akhirnya kami mendapatkannya untuknya. Dia hanya mencoba menelepon polisi," katanya kepada CNN.
Pengalaman PM Selandia Baru
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern ikut menanggapi penembakan brutal di SD Robb, Uvalde, Texas ini. Jacinda turut berbagi pengalamannya terkait penembakan massal di masjid tahun 2019 di Christchurch.
Jacinda berbagi pengalaman negaranya ketika melakukan reformasi kepemilikan senjata dalam diskusi dengan perwakilan Demokrat dan Republik pada hari Rabu (25/5) waktu setempat.
"Selandia Baru memiliki pengalaman mengerikannya sendiri, dan kami membuat perubahan sebagai hasilnya," kata Ardern.
"Kami adalah negara yang melegalkan penggunaan senjata dalam masyarakat kami, namun tetap saja, kami dapat dengan dukungan luas yang hampir bulat untuk membuat perubahan itu," lanjutnya.
Ardern mengatakan bukan haknya untuk memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan. Dia tidak ingin menggurui AS.
"Bukan bagi saya sebagai pemimpin suatu bangsa dengan sejarah dan pengalaman yang berbeda untuk memberi tahu negara lain apa yang harus atau tidak boleh mereka lakukan. Saya di sini bukan untuk melakukan apa pun selain berbagi pengalaman yang dimiliki Selandia Baru," ujarnya.
Saat tampil di acara 'The Late Show with Stephen Colbert' Ardern yang emosional mengatakan dia melihat peristiwa penembakan di Texas 'bukan sebagai politisi,' tetapi 'sebagai seorang ibu,'. Jacinda mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini.
No comments:
Post a Comment