Negaratoto - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) menurun pada tingkat tahunan di level 1,4% selama kuartal I-2022. Angka itu menjadikan kuartal terburuk bagi ekonomi AS sejak pandemi melanda.
Meski demikian, para ekonom masih optimis bahwa penurunan itu bukan alasan untuk panik atau tanda resesi. Ekonom menyebut penurunan ekonomi AS karena berbagai faktor, terutama defisit perdagangan yang besar karena ada gangguan pasokan ke negara itu.
"Meskipun PDB turun pada kuartal pertama, ekonomi AS tidak dalam resesi. Permintaan yang mendasari tetap kuat, dan pasar tenaga kerja dalam kondisi yang sangat baik," tulis kepala ekonom PNC Gus Faucher dalam sebuah laporan dikutip dari CNN, Jumat (29/4/2022).
"Pertumbuhan akan dilanjutkan pada kuartal kedua," lanjutnya.
Adapun rincian hasil laporan pertumbuhan ekonomi AS, yakni belanja konsumen yang menjadi pendorong utama ekonominya. Segmen itu meningkat selama tiga bulan pertama tahun ini.
Pengeluaran konsumsi pribadi meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,7%, dibandingkan dengan 2,5% selama kuartal IV-2021. Investasi bisnis melonjak pada tingkat tahunan 9,2% pada kuartal I-2022, naik dari 2,9% selama kuartal keempat.
Meskipun laporan PDB bukan alasan untuk panik tentang ekonomi saat ini, ada risiko besar di depan mata yang sangat mempengaruhi. Jadi, ada kemungkinan bisa terjadi resesi pada tahun 2023 atau 2024.
Masalah terbesar yang dimaksud, inflasi yang saat ini sangat tinggi. Inflasi yang tinggi telah memaksa Federal Reserve untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga terbesar sejak tahun 2000. Artinya biaya pinjaman untuk hipotek, kartu kredit dan pinjaman mobil akan meningkat.
Selain inflasi, ancaman lockdown dari ekonomi terbesar kedua yakni China juga dapat mempengaruhi. Seperti diketahui, beberapa kota di Negeri Jiran itu masih bergelut dengan kasus COVID-19, oleh sebab itu lockdown menjadi pilihan mereka.
Kemudian, perang Rusia dan Ukraina juga masih menjadi ancaman ekonomi AS ke depan.
No comments:
Post a Comment